Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Kirim Kapal Perang Raksasa Buat Bungkam Turki

AS Kirim Kapal Perang Raksasa Buat Bungkam Turki Kredit Foto: Wikimedia Commons
Warta Ekonomi, Jakarta -

Militer Amerika Serikat (AS) sudah mengirim kapal perang raksasa USS Hershel "Woodly" Williams ke Laut Mediterania, seiring meningkatnya tensi perseteruan antara Turki dan Yunani. AS diduga akan memberikan dukungan Yunani untuk melawan Turki, setelah diketahui ada enam pesawat pembom yang dikerahkan.

Gugus Tugas Pembom Angkatan Udara AS (US Air Forces) untuk Eropa, mengonfirmasi ada enam unit pesawat pembom Boeing B-52 Stratofortress yang dikirim ke Pangkalan Angakatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) Fairford.

Enam pesawat pembom B-52 disebut akan mengikuti latihan tempur yang sudah direncanakan sejak lama. Sejumlah pesawat ini sebelumnya terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Minot, North Dakota, AS, dan sempat singgah di Greenland dan Islandia.

Baca Juga: Erdogan ke Yunani cs: Turki Tak Akan Tunduk pada Sevres Modern

Misi yang akan dijalankan pesawat-pesawat B-52 ini adalah pemboman strategis di seluruh Eropa dan Afrika, yang kabarnya sudah direncanakan sejak 2018.

Pengerahan enam unit pesawat B-52 adalah bagian dari komitmen Amerika untuk mendukung Pakta Atlantik Utara (NATO), dan mitra regionalnya. Pengerahan pesawat yang tergabung dalam Sayap Pembom ke-5 Angkatan Udara AS, memungkinkan untuk melakukan penyebaran cepat.

"B-52 kembali ke (Pangkalan) RAF Fairford dan akan beroperasi di seluruh panggung dalam penyebaran yang sangat aktif,"

"Kemampuan kami untuk menanggapi dengan cepat, dan meyakinkan sekutu dan mitra kami didasarkan pada fakta bahwa, kami bisa mengerahkan B-52 dalam waktu singkat," ujar Jenderal Jeff Harrigian, Komandan Angkatan Udara AS di Eropa dan Afrika. 

Pengerahan enam unit pesawat pembom B-52 diduga untuk mendukung Yunani dalam perlawanan terhadap Turki. 

Baca Juga: Memanas, Militer Yunani Siaga Tingkat Tinggi di Hadapan Turki

Anggapan ini didasarkan pada beberapa sikap Turki yang justru berlawanan dengan AS, mulai dari pembelian rudal sistem pertahanan udara Rusia, hingga dukungan Turki kepada kelompok pejuang Hamas Palestina.

Meski Turki adalah salah satu sekutu AS, sejumlah keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan justru bertentangan dengan Negeri Paman Sam. Pun dengan Yunani, yang juga adalah salah satu anggota NATO yang memungkinkan untuk mendapat dukungan militer Amerika.

"Kehadiran mereka di sini membantu membangun kepercayaan dengan sekutu NATO dan negara mitra kami, serta memberi peluang baru untuk berlatih bersama melalui berbagai skenario," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: