Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Ambang Bencana, Kim Jong-un Dikabarkan Sedang Koma

Di Ambang Bencana, Kim Jong-un Dikabarkan Sedang Koma Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose untuk foto di Pyongyang dalam foto 1 Januari 2019 ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. | Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Seoul -

Kabar mengejutkan datang dari Korea Utara, sebuah isu berhembus mengenai kondisi kesehatan pemimpin mereka, Kim Jong-un.

Negara Korea Utara mungkin saat ini berada di ambang bencana di tengah klaim pemimpin sang pemimpin tertinggi, Kim Jong-un dalam keadaan koma.

Baca Juga: Gegara Lagu BTS, 3 Tentara Korut Kena Hukuman Kerja Paksa

Seorang mantan asisten mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, Chang Song-min mengklaim Kim sedang koma dan konfirmasi bahwa saudara perempuannya, Kim Yo-jong telah diberi kekuasaan untuk memerintah.

"Saya menilai dia sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir. "Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," ujar Chang Song- min, dikutip dari laman Express.

Kim Jong-un hanya terlihat beberapa kali tahun ini dan spekulasi bermunculan mengenai kabar kematiannya.

Pada awalnya isu kematian Kim Jong-un muncul, pemimpin Korea Utara itu dikabarkan 'gagal' operasi jantung saat memasang stent.

Ia juga dikabarkan jatuh sakit dengan kondisi kritis bahkan operasi jantung yang dijalaninya diisukan telah membunuhnya.

Namun, kemudian desas-desus itu dibantah ketika Kim Jong-un terlihat di upcara pembukaan pabrik pupuk di Suchon, sebelah utara Ibu Kota Pyongyang, Korea Utara.

Tetapi jika kabar itu benara, dan Kim tak lagi berada di posisi sebagai pemimpin negara tertutup itu, maka hal itu bisa berarti sebagai bencana bagi rakyatnya.

Penulis buku 'My Favourite Dictators', Chris Mikul menyatakan Kim Jong-un mungkin adalah pemimpin 'paling baik hati' dalam memerintah di negeri tertutup tersebut, meskipun ia adalah 'diktaktor brutal'.

"Meskipun tidak ada yang suka melihat kesuksesan lanjutan dari seorang diktator yang brutal, jika Kim Jong-un benar-benar meninggal … itu belum tentu akan menjadi hal yang baik bagi dunia," ujar Mikul.

Ia tahu Korea Utara memiliki senjata nuklir, yang membuatnya menjadi paling sukses karena telah suskses mencapai tujuan yang diinginkan sejak tahun 60-an.

"Mereka tahu senjata nuklir adalah polis asuransi yang akan membuat rezim berkuasa selamanya dan dia melakukannya - tapi dia tidak akan menarik pelatuknya karena itu akan berakhir dengan kehancuran Korea Utara," tuturnya.

Ia juga percaya jika Kim meninggal, rezim akan runtuh dalam peristiwa bencana bagi pencucuk dan itu bisa memicu bunuh diri massal karena warga Korea Utara menyadari betapa mereka telah dibohongi.

Kabar kondisi kesehatan Kim Jong-un tidak hanya dibicarakan saat ini saja, dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, pemimpin Korea Utara itu sempat dikabarkan tidak dalam keadaan sehat.

Salah seorang penulis yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan kondisi kesehatan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jon-un yang sedang tidak baik.

Kim Jong-un mencatat daftar panjang mengenai permasalahan kesehatan termasuk asam urat dan diabetis bahkan dikabarkan ia hampir tak dapat berjalan.

Sehingga saudari perempuannya Kim Yo-jong adalah 'pilihan yang logis' untuk menggantikan sang kakak jika ia meninggal dunia.

Laporan kematian Kim Jong-un tersebar luas menunjukkan pria berusia 36 tahun itu meninggal dalam keadaan vegetatif akibat operasi jantung yang gagal.

Sang penulis, Ruth Ann Monti mengatakan jika tidak tahu secara pasti apakah itu benar atau tidak, tapi menurutnya Kim Jong-un merupakan kandidat untuk serangan jantung, stroke, kanker dan apa saja.

"Dia menderita asam urat, patah tulang di kakinya, dan saya anggap menderita diabetes. Dia benar-benar terlihat mendapatkan dukungan dari saudara perempuan dan pembantunya untuk berjalan!," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: