Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mencuri perhatian dengan gebrakan-gebrakan yang dilakukannya sejak resmi dilantik Presiden Jokowi pada Rabu (23/10/2019). Setidaknya, dua orang pejabat penting di BUMN yang dianggap tidak sesuai kinerjanya dipecat Erick Thohir.
Tentu saja, yang paling menarik perhatian adalah pemberitaan tentang Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara, yang belum lama ini dipecat Erick Thohir. "Saya berhentikan dirut Garuda," ujar Erick, Kamis (5/12/2019).
Baca Juga: Lirik UEA, Erick Thohir: Industri Kesehatan RI Tak Jago Kandang
Adapun pemilihan direksi dan komisaris yang diputuskan oleh Erick Thohir juga merupakan kewenangan Kementerian BUMN untuk meningkatkan kinerja dan kepentingan yang lebih besar untuk kemajuan BUMN dan para pemangku kepentingan. Mantan petinggi Inter Milan itu dikenal sebagai menteri dengan segala gebrakan, mulai dari copot direksi, pangkas komisaris, hingga menghapus BUMN 'mati suri'.
Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menyelesaikan penyusunan klasterisasi BUMN berdasarkan value chain care business BUMN. Di mana, total klasterisasi menjadi 12 klaster dari semula sebanyak 27 klaster dengan masing-masing Wakil Menteri (Wamen) membawahi 6 kluster.
"Kita juga memberanikan diri dari 27 kluster ini sekarang tinggal 12," ujar Erick, Sabtu (13/6/2020).
Sejak diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Maret lalu, jumlah kasus virus corona atau Covid-19 terus mengalami peningkatan. Terbaru saat ini, kasus positif covid-19 di Indonesia hari ini, Senin (24/8/2020) bertambah sebanyak 1.877 orang. Saat ini secara kumulatif 155.412 orang terinfeksi virus corona. Per hari ini ada tambahan pasien sembuh sebanyak 3.650 orang dan 79 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data resmi dari Satgas Penanganan Covid-19, saat ini tercatat total pasien sembuh corona di Indonesia sebanyak 111.060 orang dan yang meninggal usai terinfeksi adalah 6.759 orang.
Pemerintah melakukan berbagai upaya penanganan mencegah virus yang bermula dari Wuhan China ini meluas di Indonesia. Upaya aktif penanganan corona juga dilakukan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Mantan Presiden Inter Milan ini mengakui wabah corona memberi dampak negatif bagi ekonomi termasuk ke keuangan perusahaan pelat merah sehingga Kementerian BUMN dirasa perlu melakukan sejumlah terobosan.
Berikut 5 gebrakan Erick Thohir dalam perang melawan corona:
1. Pesan 500.000 alat tes corona
Erick telah menginstruksikan perusahaan pelat merah untuk memesan ratusan ribu alat rapid test virus corona dari China. Dengan adanya alat tes virus corona ini, pengecekan virus corona bisa dilakukan secara massal.
"Kami sudah pesan sekitar 500.000 (alat rapid test). RNI lagi kerja sama dengan China itu mau produksi rapid test corona," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Rabu (18/3/2020).
Arya menjelaskan, alat rapid test yang sedang dipesan menyerupai test pack untuk mengecek kehamilan. Hasil tes ini bisa didapatkan dalam waktu kurang dari tiga jam.
"Walaupun rapid test ini bukan tes terakhir, kalau dia positif (corona), dia melangkah lagi ke test lab. Paling tidak dia sudah punya kepastian tahap awal. Jadi, indikasi corona langsung ketahuan. Kalau sudah ada kecenderungan corona langsung test swab," kata Arya.
Arya memastikan, dengan metode rapid tes harganya akan lebih terjangkau dibandingkan tes yang ada saat ini. Namun, dia belum bisa merinci berapa biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk membeli alat ini.
"(Harganya) Enggak mahal. Ada deh, tunggu saja. Yang pasti lebih murah dari tes di RS (rumah sakit)," ucap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum