Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lirik UEA, Erick Thohir: Industri Kesehatan RI Tak Jago Kandang

Lirik UEA, Erick Thohir: Industri Kesehatan RI Tak Jago Kandang Kredit Foto: Antara/Adam Bariq
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN), Erick Thohir, memastikan industri kesehatan dalam negeri bisa bersaing di kancah internasional.

Menurut Erick, Kementerian BUMN saat ini sedang mendalami kerja sama dengan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendorong ketahanan industri kesehatan. Kerja sama ini turut melibatkan perusahaan farmasi Indonesia, Kimia Farma dan Indofarma.

Baca Juga: Erick Nego Harga ke China, Biar Semua Warga +62 Bisa Divaksin

"Di sinilah kita memastikan bahwa transformasi industri kesehatan kita tidak jago kandang," kata Erick dalam konferensi pers virtual secara langsung melalui Kedutaan Besar Indonesia di UEA, Sabtu (22/8/2020).

Erick menjelaskan, kerja sama ini membuktikan bahwa industri kesehatan Indonesia tidak hanya bisa menjadi partner yang baik untuk menjaga distribusi di dalam negeri, tetapi juga memastikan produk Indonesia bisa terdistribusi dengan baik di luar negeri.

Selain di bidang kesehatan, Erick menambahkan, Kementerian BUMN dan pemerintah UEA juga sedang mendalami kerja sama di bidang energi. Erick berharap Indonesia bisa mendapatkan tambahan teknologi dari UEA khususnya di bidang energi sehingga bisa menekan impor minyak yang sekarang masih tinggi.

Menurut Erick, Kementerian BUMN melalui PLN juga akan bekerja sama dengan perusaha energi baru terbarukan (EBT) asal Abu Dhabi, Masdar, untuk melakukan eksplorasi sumber energi terbarukan di Indonesia.

"Bagaimana agar PLN bisa berpartner dengan Masdar membangun energi tenaga surya yang awalnya di Cirata dan akan kita eksplor lagi di beberapa daerah lain," Erick.

Terakhir, Erick menambahkan, Kementerian BUMN dan pemerintah UEA akan bekerja sama di bidang pangan. Erick melihat terdapat potensi pasar yang cukup besar di UEA. Indonesia bisa memanfaatkan kerja sama ini untuk meningkatkan distribusi produk pangan Indonesia di luar negeri. Pasalnya, UEA merupakan pusat distribusi untuk negara-negara di Afrika dan Timur Tengah.

Di sisi lain, menurut Erick, kerja sama ini dapat meningkatkan kualitas produksi pangan dalam negeri. "Kita ingin pastikan standarisasinya baik. Ini yang menjadi kekurangan kita dalam memproduksi hasil pangan, kita masih kalah dengan negara tetangga," jelas Erick.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: