Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, menegaskan perlunya komitmen dan kerja sama seluruh komponen bangsa, termasuk generasi muda, dalam memutus pandemi Covid-19. Peran generasi muda menjadi makin penting, khususnya sebagai sumber daya potensial yang dapat mendukung kinerja pemerintah dalam mencegah dan mengatasi dampak pandemi.
Saat menutup Musyawarah Kerja Nasional Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI di Jakarta, Minggu (23/8/2020), Bamsoet mengatakan bahwa generasi muda adalah salah satu elemen masyarakat yang mempunyai peran potensial karena mempunyai tingkat literasi teknologi yang memadai.
Baca Juga: Bamsoet Minta Anies, Kamil, dan Ganjar Lakukan Hal Ini ke UMKM
"Selain mampu beradaptasi dan responsif dalam penguasaan teknologi. Ke depan cara kita menghadapi pandemi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan kita memanfaatkan perkembangan teknologi. Karena itu, literasi teknologi yang dikuasai generasi muda harus terus dikembangkan dan ditularkan kepada masyarakat sekitar," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Mantan Ketua DPR RI ini menuturkan, data kependudukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pemuda Indonesia usia 16 sampai 30 tahun mencapai lebih dari 64 juta jiwa. Dengan jumlah yang cukup signifikan tersebut, dapat dimaknai bahwa peran dan kiprah generasi muda sangat menentukan kesuksesan dalam perjuangan melewati pandemi.
"Kader-kader KAMMI sebagai bagian dari 64 juta pemuda Indonesia harus dapat berkiprah melalui berbagai metode untuk menginspirasi dan bergotong royong membantu masyarakat terdampak pandemi. Saya meyakini, KAMMI sebagai salah satu organisasi kepemudaan yang mempunyai sayap organisasi di berbagai penjuru Nusantara tentunya dapat memberdayakan para kader organisasi untuk mengambil peran dan memberikan kontribusi nyata dalam membantu penanganan pandemi," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan, pandemi Covid-19 masih menjadi momok yang menakutkan. Dampak pandemi telah menyebabkan 14 negara mengalami resesi. Termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Jepang.
Selanjutnya, 13 negara lainnya dipastikan menyusul mengalami resesi, yaitu Austria, Belgia, Finlandia, Portugal, Republik Ceska, Tunisia, Latvia, Lithuania, Meksiko, Belanda, Lebanon, Ukraina, dan Slovakia.
"Saat ini, Indonesia pun sangat mungkin mengalami resesi karena pada kuartal II pertumbuhan ekonomi kita minus 5,32 persen dan ada kemungkinan pada kuartal III perekonomian kita masih mengalami kontraksi meskipun tidak sedalam pada kuartal II. Bahkan, bila kita menggunakan pendekatan perbandingan antarkuartal, dapat dikatakan saat ini kita sudah masuk pada fase resesi teknikal karena pada kuartal I tahun 2020, secara quarter to quarter, produk domestik bruto Indonesia minus 2,41%," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, beruntung bangsa Indonesia memiliki Pancasila. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila diyakini bangsa Indonesia mampu terlepas dari berbagi dampak pandemi Covid-19.
"Ketika nilai-nilai Pancasila hadir dalam benak setiap anak bangsa, ketika Pancasila terimplementasi dalam tindakan nyata setiap warga negara, dan ketika Pancasila dijadikan panduan sikap dan perilaku setiap individu, kita pasti bisa melewati masa-masa sulit ini. Terlebih, dalam rangkaian sejarah perjalanan bangsa, Pancasila terbukti mampu menangkal berbagai persoalan yang merongrong bangsa Indonesia," pungkas Bamsoet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum