Ahmad melanjutkan, pada awal pandemi Covid-19 pengadilan agama sempat ditutup beberapa pekan, selanjutnya dibuka dengan jumlah pengunjung dibatasi 15 orang perhari. Menurutnya, pada bulan Juni jumlah masyarakat yang berperkara bertambah banyak.
"Sangat tinggi, satu bulan itu mencapai 800 yang daftar," katanya.
Terkait alasan banyaknya gugatan perceraian, ia mengungkapkan masyarakat menggugat karena berbagai faktor salah satu yang banyak muncul terkait permasalahan ekonomi.
Menurut dia, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan selama proses antrean masyarakat di pengadilan agama Soreang. Dia menjelaskan, para pengunjung wajib bermasker serta dicek terlebih dahulu suhu tubuh dan menjaga jarak.
"Sampai hari ini perkara masuk di Pengadilan Agama Soreang 5.262 perkara contentius dan 463 voluntair. Jumlah 5.825," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: