Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Negara Tekor, Said Didu: Ahok Mafia Pertamina!

Perusahaan Negara Tekor, Said Didu: Ahok Mafia Pertamina! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menilai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahja Purnama atau Ahok gagal memimpin perusahaan pelat merah tersebut.

Hal ini dikatakan terkait kerugian Pertamina pada semester I-2020, yang mencapai 767,92 juta dolar AS atau sekitar Rp11,327 triliun (kurs Rp 14.750 per dolar AS).

Menurut Said Didu, terkait kegagalan Ahok, maka Ahok bisa dikatakan sebagai mafia Pertamina. Sebab Ahok merupakan bagian dari pembuat regulasi di dalam tubuh Pertamina.

Baca Juga: Gagal Buat Pertamina Ciamik, Pengamat: Sebaiknya Ahok Pulkam!

Baca Juga: Pertamina Rugi Triliunan, Isi Garasi Ahok Totalnya Rp6,7 Miliar!

“UU APBN, bahwa dia membikin regulasi, bahwa itulah kerja mafia. Bagaimana mafia bekerja di Pertamina. Kan begini, aturan pengadaan Migas di Pertamina itu mungkin tiap tiga hari empat hari diganti. Nah kalau Ahok mau berantas mafia, tapi kalau dia gagal maka dia bagian dari mafia. Karena dia bisa membikin regulasi yang melindungi mafia.” ujarnya dalam acara Indonesia lawyers Club (ILC), di TV One pada Selasa (25/8/2020) malam.

Lebih lanjut, ia menjelaskan orang yang mengangkat Ahok masuk ke Pertamina adalah orang yang pemberani. Ia pun menyebut orang tersebut sebagai Perjudian Besar.

“Yang mengangkat Ahok ini adalah orang yang berani, “perjudian besar”. Kalau dia sukses maka sukses, kalau dia gagal, maka yang mengangkat Ahok juga gagal.” ucapnya.

Selain itu, ia menjelaskan dalam pemilihan pimpinan komisaris BUMN terdapat 13 variabel yang dinilai. Yakni, kompetensi, kepemimpinan dan Integritas.

“Tentang kompetensi kita sama sama tidak tahu, apa kompetensinya Ahok di bidang korporasi. Kita Sama sama tidak tahu.” katanya.

“Sementara kepemimpinan Ahok, kita sama-sama telah mengetahui. Sedangkan Integritas, ini juga tidak tahu karena kontroversi. Jadi biarkan saja 3 variabel itu berjalan dengan baik dan kita awasi.” tukas Didu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: