Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nah Lho, Timses Ma'ruf Dijegal Orangnya JK, Ada Apa di Istana?

Nah Lho, Timses Ma'ruf Dijegal Orangnya JK, Ada Apa di Istana? Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/1/2020). Pada sidang Kabinet Paripurna yang membahas penetapan RPJMN 2020-2024 tersebut Presiden menegaskan tidak ada tawar menawar dalam kasus Natuna. | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane mendapatkan informasi bahwa tim sukses Ma'ruf Amin geram dengan manuver politik orang-orang mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres.

Ia pun menyebut tim sukses tersebut dihalang-halangi orang Jusuf Kalla ketika ingin menemui Ma'ruf Amin. Tak hanya itu, keluarga pun sulit untuk bertemu sang Wapres.

Baca Juga: Pendapatan Perusahaan Jusuf Kalla Lompat Tajam, Tapi Labanya...

Baca Juga: Terungkap Gaji Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin, Berapa?

"Sejak Maruf Amin menjadi Wapres, baru pada 20 Agustus 2020 lalu yakni Libur 1 Muharram tim suksesnya bisa bertemu dan berdialog dengan Maruf Amin. Mereka komplain bahwa orang orang Jusuf Kalla yang masih berkuasa di Istana Wapres selalu menghalangi mereka untuk bertemu mantan Ketua Umum MUI itu," kata Neta dalam keterangan resminya, Kamis (27/8/2020).

Lanjutnya, ia mengatakan sikap tersebut membuat sebagian pendukung Ma'ruf Amin resah. Bahkan, mereka ingin orang orang Jusuf Kalla dimutasi oleh Mensesneg.

"Akibatnya kemarahan para pendukung Maruf Amin di Jakarta dan di daerah semakin memuncak terhadap manuver politik kelompok tertentu, yang menjadikan Maruf Amin bagai 'burung di sangkar emas'," tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan dalam pertemuan pada 1 Muharram, tim sukses mengungkapkan ke Wapres tidak ada satu pendukung menjadi komisaris di BUMN.

Sementara mereka melihat puluhan orang orang "yang tak berkeringat" enak enakan duduk menjadi komisaris BUMN.

"Usulan sudah disampaikan kepada Meneg BUMN, tapi hingga kini tidak ada jawaban. Untuk itu mereka meminta agar Wapres segera memanggil Mensesneg dan Meneg BUMN," ujarnya.

Selain itu, dalam pertemuan itu Maruf Amin juga merasa heran karena tidak dilibatkan dalam penyusunan kabinet maupun rencana reshuffle kabinet.

"Bahkan fungsinya sebagai Tim Penilai Akhir (TPA) untuk posisi pejabat negara diabaikan. Penjelasan Maruf Amin ini semakin membuat tim suksesnya gundah," imbuhnya.

Menurut dia, rencana Presiden Jokowi akan terganjal akibat protes pendukung Ma'ruf Amin. Sebab sebelumnya sejumlah calon menteri yang akan ikutan dalam reshuffle sudah dipanggil Jokowi.

"Ada yang bersedia dan ada yang menolak ditawarkan posisi menteri, dengan alasan pandemi Covid 19 membuat mereka tidak akan bisa bekerja maksimal. Tidak dilibatkannya Maruf Amin dalam proses rencana reshuffle ini membuat para pendukungnya melakukan protes. IPW berharap memanasnya suhu politik di tingkat elit kekuasaan ini harus cepat disikapi Presiden Jokowi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: