PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) harus menelan pil pahit setelah kerugian usaha membengkak drastis hingga nyaris menembus angka Rp1 triliun. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, AirAsia merugi Rp909,07 miliar pada semester pertama tahun 2020. Angka tersebut membengkak 1.002% dari rugi semester pertama 2019 yang sebesar Rp82,53 miliar.
Sumber kerugian tersebut tidak lain adalah anjloknya pendapatan AirAsia sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Per Juni 2020, AirAsia hanya mengantongi pendapatan Rp1,32 triliun atau lebih rendah 55,15% dari Juni 2019 yang mencapai Rp2,99 triliun.
Baca Juga: Dewan Moneter Beri Sinyal Bahaya, Nilai Tukar Rupiah Ketar-Ketir
Pertumbuhan pendapatan dari penerbangan berjadwal kargo sebesar 64,84% menjadi Rp51,01 miliar pada Juni 2020 tak cukup mampu menyelamatkan pendapatan maskapai penerbangan ini. Pasalnya, di dua pos pendapatan lainnya, AirAsia membukukan penurunan signifikan. Penurunan paling tajam terjadi di pendapatan bagasi yang amblas 63,41% menjadi Rp121,53 miliar. Sementara itu, pendapatan penerbangan berjadwal anjlok hingga 55,57% menjadi Rp1,09 triliun.
Baca Juga: Pemerintah dan Pengembang Harus Berduet Membangun Sektor Properti
Perlu diketahui, sepanjang semester I 2020, AirAsia tidak membukukan beban sewa pesawat seiring dengan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sementara itu, beban usaha bahan bakar tercatat turun sebesar 37,26% menjadi Rp746,79 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih