Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Militer Yunani Bersiaga Serbu Perbatasan, Erdogan Balas...

Militer Yunani Bersiaga Serbu Perbatasan, Erdogan Balas... Kredit Foto: Reuters/Presidential Press Office

Erdogan juga mengkritik langkah militer Yunani yang telah bergerak ke Pulau Meis. Menurut Erdogan, langkah Yunani itu telah melanggar Perjanjian Perdamaian Paris 1947, karena Pulau Meis merupakan pulau yang memiliki status demiliterisasi.

Presiden Turki itu pun menuding apa yang dilakukan oleh negara-negara Uni Eropa dan Yunani sebagai bentuk penjajahan baru atau kolonialisme modern terhadap Turki.

Baca Juga: Cemas Perang Pecah, Yunani Disokong Jet Dassault Rafale Prancis

Menurut Erdogan, semua negara tetangga di kawasan Mediterania sejatinya memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya alam, termasuk Turki.

“Upaya untuk mengklaim secara ilegal sumber daya Mediterania, yang haknya dimiliki oleh semua negara di sekitarnya, adalah contoh nyata dari kolonialisme modern."

"Ini juga ketidakadilan terbesar bahwa beberapa mencoba untuk mewujudkan agenda tersembunyi mereka dengan melemparkan negara yang telah mempertahankan eksistensinya dengan bersembunyi di balik orang lain sepanjang sejarah, sebelum Turki,” kata Presiden Erdogan.

Dia menuding negara-negara Uni Eropa saat ini tengah memainkan strategi politik ‘bayangan’  dengan memanfaatkan sengketa antara Yunani dan Turki.

Menurut Erdogan, negara-negara Uni Eropa mendukung Yunani karena mereka memiliki "agenda tersembunyi" di laut Mediterania.

"Turki muak dengan agenda tersembunyi dan itu menjadi konyol untuk melemparkan negara yang tidak mampu berbuat baik untuk dirinya sendiri sebagai umpan sebelum Turki yang merupakan kekuatan regional dan global," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memutuskan untuk memperpanjang waktu kegiatan operasi militer Turki di Laut Mediterania dengan sandi NAVTEX hingga 11 September 2020 mendatang.

Kegiatan militer Turki itu dilakukan bersamaan dengan kegiatan penelitian seismic Kapal Oruc Reis yang dilakukan sejak pertengahan bulan lalu guna mensukseskan rencana eskplorasi sumber daya minyak dan gas di perairan Mediterania Timur.

Rencana eksplorasi minyak dan gas yang akan dilakukan oleh Turki itu merupakan buah dari kerja sama antara Turki dan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya-GNA atas keterlibatan militer Turki di Libya selama ini.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: