Karena itu, Arteria mengaku sedih, bila kemudian Puan dihujat. Anggota Komisi III DPR ini meminta warga Minang menahan diri, tidak terpecah akibat pernyataan Puan. "Kita harus belajar, bagaimana suku-suku lain mencoba menjaga anggota sukunya satu sama lain, saling melindungi, saling menjaga, dan mengedepankan persatuan untuk kemajuan bersama," imbuhnya.
Pembelaan juga datang dari Ketua DPD PDIP Sumbar, Alex Indra Lukman. Menurutnya, Puan tidak bermaksud menyakiti orang Minang. Pernyataan itu tak lebih dari instruksi kepada kader banteng agar memperjuangkan nilai-nilai Pancasila. Terlebih, pernyataan itu sebenarnya muncul saat rapat internal.
Salah satu agenda rapat virtual saat itu adalah mengumumkan pasangan kepala daerah yang akan diusung PDIP pada Pilkada 2020 di Indonesia termasuk di dua kota, 11 kabupaten dan tingkat provinsi di Sumbar. Yakni calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar beserta calon kepala daerah di Kabupaten Solok, Tanahdatar, dan Pesisir Selatan beserta sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
“Mbak Puan sebenarnya tengah menugaskan kami, jajaran pengurus PDI Perjungan di Sumatera Barat, untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila, terutama soal musyawarah dan mufakat yang berasal dari kearifan lokal masyarakat Minang," ungkap Alex.
Dia mengatakan, rumusan Pancasila dari Bung Karno merupakan keanekaragaman ajaran agama, budaya, dan adat istiadat Nusantara, termasuk dari Ranah Minang. Salah satu butir Pancasila yang berasal dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Minangkabau, terangkum dalam Sila ke-4 yang berbicara tentang musyawarah dan mufakat.
Alex pun meminta masyarakat Sumbar memahami suasana kebatinan rapat internal partai yang digelar secara terbuka itu. “Ranah Minang adalah bumi Pancasila. Tidak mungkin memisahkan Pancasila dan Minangkabau beserta tokoh-tokohnya terhadap perjalanan bangsa ini," cetusnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti