Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Gembira, Vaksin Rusia Berhasil Picu Imun Tubuh

Kabar Gembira, Vaksin Rusia Berhasil Picu Imun Tubuh Kredit Foto: IStock

Apa yang dipaparkan dalam laporan terbaru?

Dua uji coba vaksin bernama Sputnik-V itu digelar antara Juni dan Juli lalu, menurut jurnal The Lancet. Masing-masing uji coba melibatkan 38 sukarelawan sehat.

Pada awal uji coba, mereka diberi dosis vaksin. Tiga pekan setelahnya, mereka mendapat vaksin penguat.

Para peserta, berusia antara 18 sampai 60 tahun, dipantau selama 42 hari. Peneliti menemukan bahwa, semua peserta mengembangkan antibodi dalam tiga minggu.

Efek samping yang paling umum mereka rasakan adalah sakit kepala dan nyeri sendi.

Seluruh informasi dalam uji coba itu tidak ditutup untuk peserta. Tidak ada pula pendekatan acak, artinya setiap sukarelawan sadar bahwa mereka menerima vaksin.

"Uji coba jangka panjang yang besar, termasuk perbandingan plasebo dan pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan keamanan jangka panjang serta efektivitas vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19," demikian tulis peneliti dalam laporan itu.

Baca Juga: Dokter Yunani Jumpai Hal Ini pada Vaksin Covid-19 Rusia

Uji coba fase ketiga akan melibatkan 40.000 sukarelawan dari berbagai usia dan kelompok risiko.

Vaksin Rusia menggunakan jenis adenovirus yang telah disesuaikan. Ini adalah virus yang biasanya menyebabkan flu biasa. Tujuan penggunaannya untuk memicu respons kekebalan.

Masih butuh waktu panjang

"Menggugah" dan "sejauh ini sangat baik" adalah beberapa reaksi dari para ilmuwan Inggris. Tapi jelas, jalan masih panjang.

Meskipun vaksin menunjukkan respons antibodi pada semua peserta di fase 2, tidak berarti vaksin itu akan melindungi mereka dari virus corona.

Hasil akhir itu masih belum ditetapkan.

Dari hasil sementara ini, kita dapat mengatakan bahwa vaksin tampaknya aman digunakan orang sehat berusia 18 dan 60 selama 42 hari, karena selama itulah penelitian berlangsung.

Namun bagaimana dengan orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu sehingga paling berisiko terhadap Covid-19.

Seberapa aman vaksin ini untuk mereka dan dalam jangka waktu yang lebih lama?

Pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dijawab setelah uji coba acak jangka panjang yang jauh lebih besar. Syaratnya, orang-orang yang ikut uji coba itu tidak tahu apakah mereka menerima vaksin atau suntikan palsu.

Uji coba seperti itu juga akan memberi tahu para ilmuwan seberapa efektif vaksin itu di antara populasi yang jauh lebih luas.

Ada juga seruan untuk keterbukaan dan transparansi.

Dari sekian banyak vaksin yang saat ini diuji coba di berbagai negara, beberapa di antaranya akan menunjukkan hasil yang lebih baik daripada yang lain dalam situasi dan kelompok orang tertentu.

Jadi mengetahui secara tepat seberapa baik vaksin bekerja dan untuk siapa sangat penting. Tidak mungkin satu vaksin akan cocok untuk semua orang.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: