Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wajib Copot Teknologi Huawei, Operator Desa Amerika Butuh Rp27 T

Wajib Copot Teknologi Huawei, Operator Desa Amerika Butuh Rp27 T Kredit Foto: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jaringan telekomunikasi pedesaan Amerika Serikat (AS) akan terkena dampak signifikan dari pemblokiran pemerintah AS terhadap Huawei.

Jejeran telekomunikasi yang bermitra dengan Huawei mesti menggelontorkan 1,837 miliar dolar AS (sekitar Rp27,11 triliun) guna mengganti komponen teknologi rakitan perusahaan berbasis di China itu.

"(Para operator) mengatakan, mereka memerlukan biaya 1,837 miliar dolar AS untuk mengganti sakelar danĀ router tersebut," ujar Komisi Komunikasi Federal, dilansir dari Reuters, Senin (7/9/2020).

Baca Juga: Analis: Sanksi Amerika Bisa Depak Huawei dari Pasar Smartphone

Baca Juga: Penjualan TikTok di Amerika Dijegal Ekspor China, Apa Solusinya?

Asal tahu saja, FCC resmi menunjuk Huawei dan ZTE sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS pada Juni. Karena itu, AS melarang perusahaan lokal menggunakan dana bantuan pemerintah senilai 8,3 miliar dolar AS (sekitar Rp122,3 triliun) untuk membeli teknologi Huawei dan ZTE.

Regulator Telekomunikasi AS mulai mewajibkan operator pedesaan mengganti peralatan dari dua perusahaan itu. Komisaris FCC berujar, "Kongres perlu menyetujui pendanaan untuk mengganti peralatan itu, sebab Kongres sudah mengesahkan penggantian, tetapi belum menyetujui dananya."

Lebih lanjut, FCC yakin kalau operator akan memenuhi syarat penggantian peralatan sekitar 1,62 miliar dolar AS (sekitar Rp23,9 triliun). Ada lebih dari 50 perusahaan telekomunikasi mikro yang menggunakan teknologi Huawei.

"Dengan mengidentifikasi adanya peralatan dan layanan yang tak aman di jaringan kami, kini kami bisa memastikan kalau jaringan ini bergantung pada infrastruktur yang terpercaya," imbuh Ketua FCC, Ajit Pai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: