Panglima NATO Sambangi Turki di Tengah Kegentingan Mediterania
Bahkan, saat ini Turki telah menggelar dua operasi latihan perang secara bersamaan. Yang pertama Operasi Navtex, dengan mengerahkan kapal perang mengawal kapal seismik Oruc Reis dan operasi ini baru saja diperpanjang hingga 11 September 2020.
Lalu yang terbaru Turki menggelar Operasi Badai Mediterania Kapten Martir Cengiz Topel 2020, mulai 6 September 2020 dan berakhir pada 10 September 2020.
Operasi Badai Mediterania akan dilakukan oleh Komando Pasukan Perdamaian Turki Siprus dan Komando Pasukan Keamanan Republik Turki Siprus Utara di wilayah Republik Turki Siprus Utara.
Dalam operasi itu, Turki akan mengerahkan jet-jet tempur dengan melibatkan elemen penerbangan hitam. Tak cuma latihan perang, tapi dalam operasi itu juga akan dilangsungkan latihan operasi pencarian dan penyelamatan gabungan.
Untuk diketahui Republik Turki Siprus Utara (TRNC) merupakan sebuah negara kecil pecahan dari Siprus. Negara ini secara resmi belum diakui dunia. Cuma Turki saja yang mengakui kemerdekaannya. Dan diakui Turki sebagai salah satu negara yang memiliki hak kedaulatan di Laut Mediterania.
Situasi di Laut Mediterania timur memanas setelah Turki memindahkan pasukannya dari Laut Hitam ke perairan itu. Pemicunya, Turki marah besar atas perjanjian batas maritim yang secara sepihak disepakati Yunani dan Mesir.
Turki tak terima dengan hasil kesepakatan dalam perjanjian yang dibuat Yunani dan Mesir. Sebab, sebelum ada perjanjian itu, Turki sempat meredakan ketegangan di Mediterania dengan menunda eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo Yunani.
Turki menunda semua aktivitas seismik untuk menghargai penolakan yang dilayangkan Yunani terkati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Namun setelah Yunani dan Mesir menandatangani perjanjian ZEE, Turki juga nekat melanjutkan survei dengan kembali melayarkan Kapal Oruc Reis dengan dikawal kapal-kapal perang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto