Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minyak Sawit: Saksi Sejarah Ekspor Perdana di Teminal Kijing

Minyak Sawit: Saksi Sejarah Ekspor Perdana di Teminal Kijing Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mencetak sejarah baru, Bea Cukai Pontianak memberikan pelayanan ekspor perdana di Terminal Kijing, Pelabuhan Internasional Kalimantan Barat. Ekspor perdana ini dilakukan oleh PT Wawasan Kebun Nusantara (WKN) berupa minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebanyak 5.000 MT ke Pelabuhan Haldia, India dengan sarana pengangkut MT Sc Golden Fortune LX.

Plt Kepala Seksi Penyuluhan Layanan dan Informasi Bea Cukai Pontianak, Zulkarnain mengatakan bahwa ekspor perdana ini masih menggunakan prosedur ekspor di luar kawasan pabean. Hal tersebut dikarenakan Terminal Kijing masih berada dalam tahap penyelesaian pembangunan dan belum ditetapkan sebagai kawasan pabean.

"Nanti ke depannya Terminal Kijing ini akan ditetapkan menjadi terminal utama untuk arus lalu lintas ekspor impor barang khususnya di wilayah Kalimantan Barat,” lanjut Zulkarnain.

Baca Juga: Kawal Gugatan Diskriminasi Sawit, Wamendag: Terus Komitmen!

Baca Juga: Harga CPO Makin Merona di W1-September 2020!

Lebih lanjut Zulkarnain menjelaskan, Terminal Kijing merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Pontianak yang kapasitas dan luasnya sudah terbatas, namun akan menjadi pelabuhan berstandar internasional dan menjadi salah satu dari tujuh hub utama yang ada di Indonesia.

Di sisi lain, terminal ini juga merupakan proyek strategis nasional (PSN) pertama di Indonesia yang direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Terletak di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, terminal dapat diakses kurang lebih tiga jam perjalanan darat dari Kota Pontianak.

"Sebagai salah satu pelabuhan hub, nantinya Terminal Kijing akan menjadi gerbang utama ekspor-impor barang dari dan ke Kalimantan. Di sinilah peran Bea Cukai, yaitu melayani dan mengawasi kegiatan impor dan ekspor. Pembangunan Terminal Kijing dibutuhkan untuk memastikan penguatan sektor ekonomi karena terminal ini akan jadi pelabuhan modern terbesar di Kalimantan," kata Zulkarnain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: