Dibanjiri oleh sentimen negatif dari dalam negeri membuat gerak nilai tukar rupiah maju kena mundur kena. Mulai dari resesi ekonomi hingga penerapan PSBB total oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, semuanya membuat rupiah menjadi tak berdaya di hadapan banyak mata uang.
Baca Juga: Anies Baswedan Tarik Rem Darurat, Harga Emas Antam Lompat Drastis
Dilansir dari RTI, rupiah tengah melemah cukup dalam hingga anjlok ke atas Rp14.800 per dolar AS. Terus bergerak turun, rupiah sempat anjlok hingga ke level terdalam di angka Rp14.812 per dolar AS pada Kamis, 10 September 2020 pagi.
Baca Juga: Harga Emas 24 Karat Hari Ini Turun Tergerus Dolar AS
Sampai dengan pukul 10.10 WIB pun, rupiah masih tertekan dengan depresiasi -0,28% ke level Rp14.790 per dolar AS. Rupiah juga tengah melemah terhadap euro sedalam -0,22%. Untungnya, rupiah masih lebih baik daripada dolar Australia (0,11%) dan poundsterling (0,01%).
Meski begitu, rupiah tak hanya tertekan secara global, tetapi juga secara regional. Di Asia, rupiah menempati posisi terbawah kedua setelah dolar Singapura (0,01%). Dengan kata lain, rupiah keok melawan baht (-0,19%), dolar Taiwan (-0,08%), yen (-0,07%), ringgit (-0,06%), yuan (-0,05%), dan dolar Hong Kong (-0,05%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih