Biar Ekonomi Segera Bangkit, Aftech Tekankan Pentingnya Inovasi
Pandemi Covid-19 telah menerpa perekonomian Indonesia, cara hidup, bekerja, dan bertransaksi masyarakat berubah menjadi lebih digital. Pembayaran digital telah membantu lebih banyak pengguna melakukan transaksi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sedangkan pinjaman online terus memberikan akses keuangan.
Berdasarkan statistik Bank Indonesia (BI), jumlah instrumen e-money di Indonesia terus bertambah. Pada April lalu, jumlahnya menyentuh titik tertinggi dan mencapai 412.055.870. Akumulasi penyaluran pendanaan melalui pinjaman online pun terus tumbuh.
Menurut OJK, pada Juni 2020 jumlahnya mencapai Rp113,46 triliun (atau senilai US$7,6 miliar), naik 153,23% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Injak Rem Darurat, Anies Diceramahi AHA: Harusnya...
Transformasi digital akan terus berkembang. Pengguna dan konsumen fintech pun akan semakin bertambah di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, industri harus mengedepankan dan mengembangkan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendorong kepatuhan dan tata kelola yang baik.
Hal ini penting untuk memastikan perlindungan konsumen dan inovasi yang bertanggung jawab dari penyelenggara fintech di berbagai vertikal.
Selain perlindungan konsumen dan tata kelola yang baik, laporan Annual Member Survey Aftech 2019/2020 juga menyoroti potensi fintech dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional, terutama selama masa pandemi.
"Fintech mencuat sebagai salah satu alat untuk menyediakan dan melayani kebutuhan banyak orang," kata Ketua Umum Aftech, Niki Luhur dalam peluncuran laporan tersebut secara virtual di Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti