"Nies.., saya kasih tau lagi ya, kenapa saya pake kata lagi? Karena hal ini sudah saya kasih tau sejak lama tapi kamu yang bandel. Pembukaan Car Free Day, mengijinkan demo kaum pendukungmu 212, memberi ijin kerumunan politik kaum yang mengklaim diri KAMI, membuka UMKM secara berkerumun, memberlakukan ganjil genap dan membiarkan kerumunan sosial adalah contoh nyata kebijakan yang menciptakan cluster besar covid. Jangan dibantah Nies, sekarang sudah terbukti positif covid di Jakarta melesat ribuan perhari," ujarnya.
Menurut dia, gaya ugal-ugalan Anies yang kemudian mendadak Jakarta Darurat penyebaran Covid-19 ini berdampak ke semua kalangan.
"Sialnya rem itu blong hingga menabrak kesana kemari dan menabrak lumbung ekonomi bangsa ini, brukkkk!! 300 Trilliun terbang pergi karena takut jadi korban ugal-ugalan sang Gubernur. Kekonyolan tidak berakhir sampai disitu, gaya ugal-ugalan sang Gubernur pun ditiru oleh para pendukungnya yang serba ugal-ugalan dalam berbicara, berpikir dan bertindak," katanya.
Ia pun mengatakan serempak mereka mendukung PSSB menutup kota menghentikan aktivitas ekonomi padahal merekalah terduga kaum pencipta cluster Covid-19 dengan demo-demo dan kerumunan politiknya.
"Hei bung!! Ini bukan soal kata-kata manis rajutan sang Gubernur yang membingkai kebijakan ugal-ugalannya dengan kata demi keselamatan nyawa warga Jakarta," katanya.
Ia pun menuturkan jika andai saja Anies perduli dengan nyawa warga Jakarta, maka tidak akan ada demo di Jakarta, tak melihat kerumunan politik, tak melihat kerumunan sosial, tak melihat ganjil genap dan tak melihat Pemda yang membiarkan warga tanpa protokol kesehatan beraktivitas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil