Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Jitu Cerdas Finansial saat Resesi

Cara Jitu Cerdas Finansial saat Resesi Kredit Foto: Warta Ekonomi

Apakah resesi merupakan momen yang tepat untuk melakukan investasi?

Bagi orang-orang yang sudah memiliki keamanan finansial, dalam arti telah memiliki arus keuangan yang positif, dana darurat yang cukup, asuransi yang cukup, dan punya dana lebih untuk berinvestasi, jawabannya adalah iya, investasi akan menjadi hal yang tepat untuk dilakukan pada saat resesi.

Kenapa demikian? Momen resesi biasanya membuka kesempatan untuk berinvestasi dengan harga yang lebih rendah, dan harga jual akan kembali tinggi pada saat keadaan sudah normal kembali.

Apa produk investasi yang cocok saat terjadi resesi?

Produk investasi ada bermacam-macam. Utamanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih produk investasi, yaitu menentukan tujuan investasi, berapa lama dana investasi berniat dicairkan, seperti apa profil risikonya, baru kemudian setelahnya bisa diketahui produk investasi apa yang cocok untuk dimiliki. Ini adalah prinsip investasi yang berlaku setiap waktu, bukan hanya pada saat resesi.

Investasi yang dilakukan pada masa resesi sebaiknya ditujukan ke sektor-sektor yang lebih stabil dan memiliki prospek jangka panjang yang baik, contohnya

1. Obligasi pemerintah: surat utang negara yang diterbitkan oleh pemerintah menjadikannya salah satu investasi yang aman, baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang;

2. Emas: Meskipun harganya berubah setiap hari, daya tarik emas dan kelangkaan emas menjadikannya salah satu dari banyak aset paling aman;

3. Saham defensif: Kategori saham defensif terdiri dari perusahaan di segmen makanan, perlengkapan rumah, perawatan kesehatan, utilitas, dan real estate. Saham defensif cenderung mengungguli sektor-sektor lain selama resesi karena kuatnya kebutuhan terhadap hal-hal tersebut;

4. Dolar: Sudah banyak yang tahu bahwa dolar AS masih menjadi salah satu aset paling stabil di seluruh dunia. Berinvestasi di uang tunai menjauhkan para investor dari fluktuasi harga saham. Bahkan, nilainya bisa naik saat masa deflasi, ketika daya beli dolar naik;

5. Perumahan: Seperti halnya saham-saham defensif, real estate merupakan kebutuhan yang penting. Harga rumah umumnya turun selama resesi. Jika ekonomi mengikuti siklus historisnya dan pulih dari posisi terendahnya, harga rumah akan naik kembali. Jadi investasi perumahan bisa sangat menguntungkan.

Pendapatan seseorang bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali saat resesi, bagaimana tips agar pendapatan bisa terus terjaga?

Ada berbagai macam upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga atau mempertahankan pendapatan yang dimiliki sekarang, yang pertama adalah meningkatkan kinerja. Umumnya, ketika sebuah perusahaan melakukan PHK, kinerja seorang pekerja menjadi salah satu faktor yang digunakan perusahaan untuk menilai apakah orang tersebut layak untuk dipertahankan di perusahaannya.

Maka dari itu, seseorang harus berusaha untuk menghindari ancaman PHK dengan cara menunjukan kinerja yang baik dan maksimal.

Lalu yang kedua, kita bisa memaksimalkan seluruh sumber pendapatan. Jika benar-benar merasa khawatir pada masa resesi, maka kita seharusnya bisa menemukan cara untuk memperbesar sumber penghasilan sebagai antisipasi. Bisa dengan mengambil pekerjaan tambahan atau membuka usaha yang minim modal.

Ketiga, kita perlu menjaga koneksi atau jaringan yang kita miliki. Jalinan pertemanan dengan teman-teman kuliah, perusahaan-perusahaan yang pernah menawarkan posisi, hingga mantan bos yang dulu pernah berjasa, adalah berbagai jenis jaringan yang harus dijaga hubungan baiknya. Karena jaringan-jaringan inilah yang nantinya dapat membantu kita untuk mendapat pekerjaan tambahan atau pekerjaan baru.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: