Kredit Foto: Unsplash/Amber Kipp
Bagaimana cara penyebaran Virus?
Di Afrika virus menular lewat sejenis kutu. Di Eropa penyebarannya terutama lewat impor babi yang terinfeksi atau produk olahan daging babi seperti sosis babi, atau akibat tidak menerapkan aturan higiene. Babi hutan sebetulnya hanya memainkan peranan sangat kecil dalam penyebaran virusnya.
Faktor risiko terbesar dalam penyebaran wabah ASF adalah manusia. Banyak yang membuang sisa daging secara sembarangan.
Sementara di peternakan atau pertanian, masih banyak yang tidak mengindahkan aturan higiene. Padahal aturan ini dibuat untuk melindungi ternak dari penyakit dan juga peternaknya dari kerugian ekonomi
Apakah sudah ada vaksinnya?
Sejauh ini di kawasan Uni Eropa belum ada vaksin anti ASF. Di seluruh dunia, dilakukan risetnya dalam beragam cara. China tergolong negara yang paling depan dalam riset vaksin anti demam babi ini, karena wabahnya pada tahun 2018 di China menimbulken kerugian ekonomi besar. Itu sebabnya, China menjadi negara pertama yang melarang impor daging babi dari Jerman, sebagai tindakan preventif.
Para peneliti China mengumumkan bulan Maret 2010, berhasil mengembangkan vaksin yang aman, yang mampu melindungi babi dari ASP. Ujicoba lapangan pertama dilaporkan sukses. Ujicoba kini akan dilaklukan dalam skala lebih luas.
Namun diragukan bahwa vaksin ini bisa dengan cepat diizinkan beredar di Eropa. Pasalnya, vaksin buatan China diproduksi pada babi hidup di dalam sum-sum tulang belakangnya. Sementara aturan di Eropa, vaksin harus dibuat dari kultur sel bersertifikat di laboratorium. Juga vaksin buatan China dikembangkan pada babi peliharaan di rumah, bukan untuk babi di peternakan.
Jika vaksin untuk babi peliharaan yang aman sudah dipasarkan, vaksinnya akan diuji coba pada babi hutan. Untuk itu diperlukan rangkaian uji coba panjang dalam beberapa fase. Dengan itu diharapkan penyebaran wabah lewat babi hutan bisa diredam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto