Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aturan Diperketat, Platform P2P Aset Kripto Paxful Tutup Layanan di Venezuela

Aturan Diperketat, Platform P2P Aset Kripto Paxful Tutup Layanan di Venezuela Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Karena peraturan dan sanksi terkait dengan U.S. Office of Foreign Assets Control atau OFAC, platform P2P aset kripto Paxful mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menyediakan layanan di Venezuela, menurut pengumuman pada 14 September.

Dalam pernyataan yang dikirim ke Cointelegraph, CEO Paxful, Ray Youssef, berkomentar bahwa mereka telah mencoba selama beberapa bulan untuk menemukan cara untuk mempertahankan operasi mereka di Venezuela.

Baca Juga: Tersangkut Penipuan Aset Kripto, Rapper dan Produser Film Didenda Hingga Rp1,1 Miliar

"Penutupan kami yang akan datang di Venezuela akan dimulai dengan membatasi pembuatan akun baru di negara tersebut dan penutupan akun yang ada. Pengguna saat ini memiliki waktu 30 hari untuk menarik dana mereka tanpa biaya dan akan diberi tahu secara langsung melalui email tentang cara melakukannya," katanya dikutip dari Cointelegraph, Rabu (16/9/2020).

Data terbaru yang diterbitkan oleh Chainalysis menunjukkan bahwa Ukraina menduduki puncak Indeks Adopsi Crypto Global pada tahun 2020, diikuti oleh Rusia dan Venezuela.

Chainalysis menggambarkan Venezuela dalam laporan tersebut sebagai "contoh yang sangat baik" dari kekuatan yang mendorong adopsi cryptocurrency di negara-negara berkembang, menyoroti penggunaannya di kalangan rakyat Venezuela sebagai sarana untuk mengurangi ketidakstabilan ekonomi.

Sementara, beberapa pengguna menyatakan kesedihan mereka karena perusahaan tersebut meninggalkan Venezuela. Yang lain tetap optimis, mengatakan pengumuman baru-baru ini adalah "berita yang menyedihkan, tetapi tidak ada yang akan menghentikan revolusi digital ini".

Saat ini, LocalBitcoins, pasar P2P lain yang populer di Amerika Latin, beroperasi secara normal di dalam negeri.

Cointelegraph menghubungi perwakilan Binance di Amerika Latin, yang mengonfirmasi bahwa mereka akan tetap menjalankan bisnis seperti biasa untuk penduduk Venezuela.  Perusahaan juga menyoroti peningkatan jumlah pengguna Venezuela yang bergabung ke pasar P2P.

"Warga Venezuela memiliki rata-rata frekuensi perdagangan tertinggi di platform P2P. Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa cryptocurrency secara luas digunakan sebagai pembayaran alternatif, transfer, dan alat lindung nilai terhadap inflasi di Venezuela," kata perwakilan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: