Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Percepatan Solusi Stunting, Dompet Dhuafa Inisiasi Aksi Peduli Dampak Corona

Percepatan Solusi Stunting, Dompet Dhuafa Inisiasi Aksi Peduli Dampak Corona Sejumlah warga mengikuti Kampanye Nasional Cegah Stunting di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/9). Kegiatan tersebut digelar dengan mengangkat tema "Cegah Stunting untuk Generasi Cerdas Indonesia". | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar

Sementara, Irma Ardiana dari BKKBN menegaskan, upaya terus dimaksimalkan untuk percepatan penurunan stunting. Penekanan pendekatan hulu, bisa kita rencanakan bagi keluarga masing-masing.

Acara yang berlangsung virtual dan berpusat di Gedung RRI Pusat, Jakarta, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhajir Efendi. Menurutnya, semakin banyak LSM seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial yang peduli dengan stunting, tentu sangat baik. Urusan stunting bukan hanya beban atau urusan pemerintah maupun negara saja. 

"Malah justru kita turut serta dalam peran aktif penuh, berkomitmen sungguh-sungguh pada penuntasan stunting dari masyarakat madani seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial. Atas nama pemerintah saya menguncapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang memiliki kepedulian luar biasa atas program prioritas dalam membangun sumber daya manusia. Kami juga menunggu organisasi sosial yang lain untuk bergabung dengan Dompet Dhuafa," ujar Muhajir. 

Di sesi lanjutan, Bambang Suherman, selaku Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Dompet Dhuafa memaparkan bahwa, “Sejak 2015, Dompet Dhuafa sudah terlibat di program stunting. Ada 26 titik di Kabupaten dan Kota, program stunting masih terus berjalan, perlu ada pendamping di level bawah yang basisnya penguatan keluarga. Melalui pendidikan, perilaku kesehatan dan ekonomi untuk kami menciptakan generasi sehat. Intervensi berbasis dampak Corona, juga ada 155 kader terlatih untuk mendampingi”.

Di tengah pandemi, Darba Daraba, selaku Sekda Gorontalo yang mewakili Gubernur menuturkan bahwa angka stunting di daerahnya menunjukkan penurunan angka kasus. Di daerahnya tidak terlepas dari amanah permenkes, pemerintah pusat dan daerah akan tanggung jawab atas gizi anak secara terpadu. Pemerintah intervensi gizi dalam penurunan stunting, mulai dari awal hingga akhir terutama evaluasi. 

Di sisi lain, Benyamin Lola, selaku Wakil Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur) juga menyampaikan data stunting di daerahnya, stunting persoalan utama dari kemiskinan, mengakibatkan mal nutrisi, povinsi NTT di 2020 bulan maret meraih posisi angka kemiskinan 20,90 persen. Dalam perjalanan stunting di tahun 2018 mencapai 42,6 persen, sementara pada tahun 2019 menurun menjadi 35,5 persen hingga pada 2020 kembali turun di 27,9 persen. Selain itu juga ada kasus gizi buruk di NTT, dan dalam mengatasi hal tersebut melalui 7 program prioritas, percepatan penurunan kemiskinan, yang menjadi prioritas penurunan stunting. Ada 14% dalam 2 tahun terakhir. 

"Kami sangat optimis dalam penurunan stunting, yaitu sasaran utama ibu hamil maupun bayi," ujar Benyamin. 

Bupati Magetan, Suprawoto juga berpendapat, harus ada upaya menekan angka stunting. Sehingga pengurangan angka stunting di setiap wilayah Indonesia, tidak hanya peran negara maupun pemerintah, namun peran-peran dari organisasi sosial seperti Dompet Dhuafa untuk maju melangkah bersama masyarakat demi menyelamatkan generasi-generasi penerus bangsa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: