Banyak Dipilih karena Aman, Awas OS Linux Kini Jadi Incaran Penjahat Siber
Contoh lainnya Lazarus, grup APT berbahasa Korea, yang terus mendiversifikasi perangkatnya dan mengembangkan malware non-Windows.
Kaspersky baru-baru ini melaporkan kerangka kerja multi-platform yang disebut MATA, dan pada Juni 2020 para peneliti menganalisis sampel baru yang berhubungan dengan kampanye Lazarus, Operation AppleJeus dan TangoDaiwbo, yang digunakan dalam serangan finansial dan spionase. Salah satu sampel yang dipelajari termasuk malware Linux.
Terdapat tren signifikan di banyak negara yang menggunakan Linux sebagai ruang lingkup desktop, terutama di perusahan besar serta entitas pemerintahan sehingga mendorong aktor ancaman mengembangkan malware yang menargetkan platform ini.
Mitos bahwa Linux, sebagai sistem operasi yang kurang populer dan tidak berpotensi menjadi sasaran malware, mengundang risiko keamanan siber tambahan.
Meskipun serangan yang ditargetkan pada sistem berbasis Linux masih jarang terjadi, terdapat malware yang dirancang untuk mereka, seperti webshell, backdoors, rootkit, bahkan eksploitasi yang diciptakan secara khusus. Selain itu, sejumlah kecil serangan menyesatkan akibat keberhasilan kompromi dari server yang menjalankan Linux sering kali mengakibatkan konsekuensi signifikan.
Ini selaykanya para aktor ancaman tidak hanya mengakses perangkat yang terinfeksi, tetapi juga titik akhir yang menjalankan Windows atau macOS sehingga memberikan akses lebih luas kepada mereka dan mungkin tidak terdeteksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: