Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terbongkar Semua oleh Dr Tirta Soal Rapid Test: Ini Pure Bisnis! Gak Nyangka..

Terbongkar Semua oleh Dr Tirta Soal Rapid Test: Ini Pure Bisnis! Gak Nyangka.. Kredit Foto: Instagram/dr.tirta

"Belum tentang APD lokal, influencer bayaran untuk branding pariwisata, yang jelas-jelas ada gerakan batasin jalan-jalan, eh malah muncul influencer pariwisata branding sok-sok aman. Influencer pariwisata jalan-jalan dan kita sengsara di sini! Woi ngapain promo jalan-jalan pandemi woi! Katanya di rumah saja, sok aman," bebernya. 

Sambungnya, ia juga memperkuat pernyataan soal rapid test bagian dari bisnis. Dia menunjukkan pesan dari seseorang ke dirinya yang menawarkan alat rapid test. Penawaran itu dikirimkan ke dirinya pada bulan April 2020 lalu.

"Enggak sia-sia ane gerak tujuh bulan. Di April rapid harga gila-gilaan. Sekarang? Berapa? Gue bahkan sudah punya data lengkap siapa saja yang menawari gue rapid dari April-Juli. Tipis-tipis kita goreng," sebutnya.

Baca Juga: Yeay! Biaya Rapid Test di 8 Bandara Ini Turun Jadi Rp85 Ribu

"Sejak April, gue menerima tawaran gini banyak banget bos. Gue diamin. Dulu Rp500-an ribu. Sekarang Rp95.000 itu enggak laku apa gimana? Mentang-mentang gue relawan, lu mau dagang rapid gitu ke gue? Kok gampang banget ya rapid dijual bebas? Buka mata hati lu semua," pungkasnya.

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menegaskan rapid test atau tes cepat untuk mengetahui penularan virus bukan alat ukur utama mengetahui terpaparnya virus corona. Menurut dia, rapid test yang digunakan banyak kalangan hanya untuk mengetahui reaksi awal ketika sampel darah diambil.

"Fungsi dari tes cepat sejak awal bukan diagnosis, tapi screening kalau ada yang reaktif maka dilanjutkan tes usap melalui PCR," kata Juru Bicara Satgas Wiku Adisasmito.

Wiku menegaskan penggunaan tes cepat masih terus dievaluasi. Hingga saat ini pun, kata dia, alat tes cepat yang dimiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui juga berasal dari donasi.

"Kami di Satgas sedang melakukan review terhadap penggunaan tes cepat," ujarnya.

Adapun alat rapid test yang dimiliki BNPB sebanyak 1.172.100 unit. Belakangan di Indonesia, alat tersebut dijadikan sejumlah pihak untuk mengukur seseorang dari virus, selain tes PCR atau swab test.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: