10 Hal tentang Orang Mesir Kuno Bisa Dipelajari dari Piramida
Lebih dari 4.500 tahun telah berlalu sejak piramida pertama dibangun di Mesir. Total terdapat 100 piramida di negara itu.
Piramida adalah sebuah keajaiban teknik arsitektur. Piramida terbesar adalah Piramida Giza, dibangun oleh Raja Khufu. Tinggi piramida Giza itu mencapai 139 meter, terdiri dari lebih dari 2,3 juta batu bata yang masing-masing berbobot lebih beberapa ton.
Baca Juga: Mesir Jadi Pasar Baru Produk Kerajinan Tangan Indonesia
Pada awalnya piramida itu terbungkus batu kapur putih cemerlang. Batu kapur itu memantulkan sinar matahari Gurun Sahara yang terik dan membuat terpana orang-orang yang menatap piramida. Piramida menunjukkan beragam hal yang menakjubkan.
Tak heran kita sulit percaya bahwa monumen kuno ini dibangun tanpa mesin modern.
Dalam program BBC 4 bertajuk 'You're Dead to Me', Greg Jenner mendiskusikan piramida dengan ahli arkeologi sekaligus pakar Mesir kuno, Profesor Sarah Parcak.
Inilah poin-poin penting diskusi tentang piramida yang juga diikuti oleh komedian Inggris, Maria Shehata.
1. Orang Mesir kuno merupakan ahli matematika
Membangun sebuah piramida bukan sekedar urusan mengangkat material berat. Pada era Mesir kuno, tugas seorang juru tulis adalah memikirkan seberapa banyak balok batu yang perlu digali dan diangkut ke lokasi pembangunan piramida. Dia juga perlu memastikan bahwa seluruh sisi piramida memiliki kemiringan yang sama.
Sisi-sisi miring Piramida Giza, misalnya, masing-masing memiliki kemiringan yang sama, yaitu 52 derajat. Ketepatan dalam proses pembangunan piramida ini menunjukkan bahwa para juru tulis era Mesir kuno adalah pemecah masalah matematika yang sangat terampil.
2. Penggagas piramid adalah sosok yang sangat dihormati
Imhotep adalah orang yang memperoleh keabadian lewat pembangunan piramida. Dia adalah perancang piramida bertingkat pertama di Saqqara. Selain arsitek andal, Imhotep juga berstatus pejabat tinggi kerajaan, pendeta, dan dokter. Orang Mesir kuno sangat menghormati Imhotep bahkan menganggapnya sebagai dewa.
Para pembuat film pada dekade 1990-an memuja Imhotep dengan cara berbeda, salah satunya menjadikannya sosok antagonis pemakan daging yang meneror Brendan Fraser dan Rachel Weisz dalam film The Mummy.
3. Orang Mesir kuno bertubuh kekar
Orang-orang yang terlibat dalam pembangunan piramida menggunakan otot untuk mengangkat semua material batu. Tapi mereka tentu tidak meminum suplemen protein.
Tulang-tulang bebek, domba, babi, dan sapi yang belakangan ini ditemukan mengungkap bahwa mereka yang membangun piramida mengkonsumsi banyak daging, roti, bahkan bir.
Lewat penelitian arkeologi terhadap kuburan para pekerja kuno itu, terungkap pula bahwa meski sering terjadi kecelakaan kerja yang parah, tidak semua cedera berakibat fatal. Berkat perawatan medis yang mengesankan pada era itu, banyak pekerja piramida pulih setelah mengalami patah tulang.
4. Mereka gemar bekerja sama
Temuan persediaan pangan tadi membuktikan bahwa piramida tidak dibangun budak, seperti yang sering dikatakan. Sebaliknya, pembangunan piramida dilakukan pekerja terampil.
Dengan nama kelompok pekerja seperti 'Pemabuk Menkaure', para pekerja di situs piramida tampak menikmati lingkungan kerja yang menyenangkan. Coretan tangan yang ditemukan di situs itu juga menunjukkan bahwa para pekerja piramida memiliki dan bangga terhadap identitas mereka.
Temuan itu juga bisa dibaca sebagai adanya persaingan sehat dengan kelompok pekerja lainnya.
5. Orang Mesir kuno gemar berada di dekat air
Saat ini piramida di Giza terlihat seperti rumah yang dikelilingi pasir. Namun ketika pertama kali dibangun, gambar piramida ini terpantul ke Sungai Nil. Ketika itu, Nil diyakini masih mengalir dekat piramida Giza.
Ada fakta bahwa orang Mesir membangun kanal agar material batu berat yang mereka gali di tempat lain dapat secara mudah diangkut ke lokasi pembangunan piramida.
6. Bagi banyak raja Mesir kuno, satu piramida tidak cukup
Piramida dapat diartikan sebagai kompleks yang terdiri dari sejumlah piramida kecil atau piramida satelit. Di kompleks ini terdapat jalan besar, kuil, dan tempat para pendeta menjalankan ritual para raja.
7. Mereka terobsesi dengan kematian
Mengerahkan ribuan orang, dan menghabiskan waktu puluhan tahun demi membangun kuburan untuk satu orang tampak seperti membuang-buang waktu dan sumber daya.
Tapi bukan hanya raja yang berinvestasi di akhirat. Piramida di Giza adalah bagian dari pemakaman besar yang dikelilingi ratusan makam orang Mesir kuno penting lainnya. Walau begitu, para pekerja tidak berhak dikebumikan di pemakaman mewah seperti itu.
Mereka hanya bisa berharap dapat langsung menuju alam baka karena telah membangun makam suci firaun mereka.
8. Mereka menyukai harta karun
Raja Mesir kuno bertekad untuk tidak tiba di akhirat dengan tangan kosong.
Piramida merupakan tempat mencolok untuk mengubur harta karun. Kuburan firaun itu kerap kali dijarah setelah selesai dibangun.
Pada era arkeologi modern, banyak ruangan di piramida hampir kosong. Untungnya, beberapa penjarah kuno mencatat deskripsi harta karun yang mereka dapatkan.
9. Reputasi sebagai pakar pembuat jebakan tak terbukti
Orang Mesir kuno mungkin bisa mempelajari satu atau dua teknik membuat jebakan dari industri film Amerika Serikat atau Hollywood. Arkeolog yang meneliti piramida sejauh ini tidak pernah menemukan kapak ayun, lubang ular, atau pintu perangkap.
Siasat mencegah pencurian makam, seperti menyembunyikan pintu masuk dan memblokir lorong dengan batu-batu besar sejauh ini terbukti tidak efektif.
Adapun, kutukan makam Mesir yang terkenal, pada kenyataannya juga tidak pernah ada. Mitos itu sebenarnya lebih mirip peringatan yang menyebut 'Dilarang Masuk', atau 'Saya tidak akan melakukan itu jika saya jadi Anda'.
10. Orang Mesir kuno membuat para arkeolog modern terus menebak-nebak
Banyak hal tentang piramida belum belum diketahui para arkeolog, termasuk mengenai orang-orang yang membangunnya.
Misalnya, sebuah ruang dan lubang di dalam makam besar ini membuat para arkeolog menggaruk-garuk kepala. Masih ada banyak perdebatan tentang bagaimana piramida ini sebenarnya dibangun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto