Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kini Menteri BUMN, Awal Karier Politik Erick Thohir Sempat Tak Direstui Ibunda

Kini Menteri BUMN, Awal Karier Politik Erick Thohir Sempat Tak Direstui Ibunda Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku awal karier politiknya sempat terhambat lantaran tidak mendapat restu Sang Ibu.

Erick menceritakan, dia dan saudaranya dibesarkan dalam tradisi keluarga yang diajarkan ihwal arti penting menjadi seorang pebisnis. Maka, ketika memutuskan meninggalkan profesinya sebagai pengusaha dan terjun dalam politik, hal ini membuat Ibunda keberatan. Meski begitu, saat ini Sang Ibu dan keluarga sangat mendukungnya sebagai Menteri BUMN.

Baca Juga: Kasihan, Erick Thohir Buka-bukaan Dimusuhi Teman-teman Pengusaha Gara-gara...

"Ibu saya yang paling ngeluh, ibu saya kurang suka politik, kebetulan keluarga kita-kan dibesarkan dalam keluarga pengusaha. Dan itu saya sampaikan ke Bapak saya kalau Ibu begini-begini," ujar Erick di Jakarta, Senin (28/9/2020).

Hal ini pun dia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karenanya, kata Erick, dia akan melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara karena dia tidak ingin mengecewakan keluarga, masyarakat, dan presiden.

"Saya sangat terbuka dengan Bapak Presiden karena saya tidak mau mengecewakan beliau dan saya juga tidak mau mengecewakan banyak orang karena itu saya harus berbuat yang terbaik," ujar dia.

Erick juga mengaku sempat mengagendakan kumpul-kumpul bersama keluarga. Mereka kerap makan bersama di setiap hari Minggu. Meski begitu, agenda itu sempat ditunda lagi karena Covid-19.

"Saudara Alhamdulillah oke, teman yang berat. Kebetulan saya keluarga kecil, hanya Boy (adik laki-laki), kakak saya Rika, jadi oke lah, dan Alhamdulillah Ibu dan Bapak saya selalu mengajarkan ke kita bahwa uang bukan segalanya, tapi nama baik itu penting, kepercayaan orang penting. Alhamdulillah keluarga kita rukun, tiap hari Minggu masih makan, kecuali Covid, karena ibu saya umur 80 jadi kasian," kata dia.

Dia juga sempat mengaku bahwa ada sejumlah rekan bisnisnya yang kecewa terhadap kebijakan yang dia terapkan di BUMN. Kebijakan itu ihwal tender atau pengadaan proyek di perseroan pelat merah. Akibatnya, hubungan dia dengan sejumlah rekan pengusaha tidak berjalan mulus meski saat ini Erick masih membuka diri untuk berkomunikasi.

"Kalau boleh jujur, ada teman-teman saya yang kecewa sama saya hari ini. Karena saya jelaskan kepada mereka policy yang saya lakukan ini tidak bisa berdasarkan kepentingan individu, tapi kebijakan yang lebih baik dan besar manfaatnya," ujar Erick.

Erick menetapkan sejumlah syarat bagi perusahaan swasta yang ikut melakukan pengadaan proyek yang digagas BUMN, salah satunya adalah ketersediaan fasilitas yang mumpuni. Karena itu, dia menegaskan tidak ada istilah saling tunjuk dalam tender proyek. Bila perusahaan swasta yang ingin terlibat harus mengikuti proses yang sudah ditetapkan.

"Misalnya, bagaimana saya meminta bahwa tender di BUMN tidak boleh saling tender, saling tunjuk kalau tidak bisa punya barangnya (fasilitas). Jadi, kalau ada teman pun yang punya proyek di BUMN harus terbuka atau transparan dan ikut proses yang benar," kata dia.

Dia menjelaskan, langkah itu untuk menghindari tindakan semen-mena yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara. Bahkan, secara terbuka dia menyebut tidak ingin menjadi bagian dari kelompok yang membuat kesalahan.

Karenanya, dia memilih untuk jujur atau menyampaikan secara terbuka kepada rekan bisnisnya perihal aturan main di BUMN yang dia buat. Di mana, kepentingan masyarakat lebih diutamakan ketimbang kepentingan kelompok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: