Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KAMI Sering Dijegal Banyak Pihak, Gatot Malah Dulang Popularitas

KAMI Sering Dijegal Banyak Pihak, Gatot Malah Dulang Popularitas Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Acara yang digelar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di berbagai daerah terus dihalangi oleh sekelompok orang. Hal ini justru membuat orang-orang yang ada di KAMI, termasuk Gatot Nurmantyo, makin populer.

Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, mengherankan kalau deklarasi KAMI dihadang di mana-mana. Menurutnya, kalau diadang begitu, justru menunjukkan bahwa negara, penguasa, atau siapa pun yang berseberangan dengan KAMI takut sendiri dan mengkhawatirkan kalau gerakan ini menjadi besar.

"Orang-orang yang ada di dalamnya (KAMI) menjadi populer. Ya sebagai contoh Gatot Nurmantyo justru memetik populerisme gara-gara diadang sana diadang sini dengan pernyataan yang kontroversial juga," kata Refly di akun YouTube Refly Harun, Selasa (29/9/2020).

Baca Juga: Gembar-gemborkan PKI, Harta Kekayaan Gatot Menjulang Tinggi, Gak Ada Utang Pula!

Baca Juga: Rocky Gerung Endus Tangan-tangan Istana Menjebak Gatot Nurmantyo

Refly berharap peristiwa di Surabaya, Jawa Timur tidak terulang di daerah lain. "Sekadar deklarasi saja masak harus dilarang, apalagi misalnya deklarasi yang mengikuti protokol Covid-19, dilakukan secara damai. Jadi kalau itu sudah ditempuh, tidak ada alasan untuk membubarkannya," ujar salah seorang deklarator KAMI ini seraya mengajak jangan saling menghalangi atau menghadang keinginan kita masing-masing untuk berkontribusi bagi negara ini.

Diketahui, kehadiran Gatot Nurmantyo di Surabaya, Jatim, Senin (28/9/2020), diwarnai demonstrasi sekelompok orang. Mereka berjaga di sekitar Gedung Juang 45 Surabaya yang menjadi tempat Silaturahmi Akbar KAMI.

Mereka juga datang ke Graha Jabal Nur, Jalan Jambangan Kebon Agung Nomor 76 Surabaya, saat Gatot Nurmantyo menghadiri acara ramah tamah yang bersifat internal.

"Jadi begini, Pak Gatot itu mau ke Gedung Juang 45. Kami sarapan dulu di penginapan itu (Graha Jabal Nur, Jalan Jambangan Kebon Agung Nomor 76 Surabaya). Saat sarapan, itu kan banyak kiai dan tokoh masyarakat. Mereka lantas meminta Pak Gatot memberi sambutan. Baru di tengah jalan dibubarkan polisi. Di luar, ormas juga teriak-teriak dan melakukan intimidasi," kata Ketua Komite Eksekutif (KE) Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jatim Donny Handricahyono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: