Jika ditelisik lebih jauh, selama ini banyak pihak antisawit memprograndakan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman yang boros air. Tidak hanya itu, lahan yang ditanami sawit dituduh menyerap dan menghabiskan air sehingga mengakibatkan terjadinya kekeringan.
Propaganda tersebut telah menggiring opini berbagai pihak dan menjadi celah untuk mengaitkan keberadaan kelapa sawit dengan fenomena perubahan iklim global. Kendati demikian, apa yang mereka suarakan tentunya tidak sesuai dengan kenyataan.
Baca Juga: Gapki Desak Protokol Kesehatan di Area Kebun Sawit Diperkuat
Coster (1983) melakukan studi terkait kebutuhan air di beberapa jenis tanaman dengan menggunakan indikator evapotranspirasi tanaman. Hasil penelitian Coster tersebut menemukan bahwa tanaman Bambu dan Lamtoro tergolong tanaman yang boros air dengan kebutuhan sekitar 3.000 mm per tahun.
Sementara itu, tanaman Akasia membutuhkan air sebanyak 2.400 mm per tahun dan kebutuhan air Sengon mencapai 2.300 mm per tahun. Tidak hanya itu, Pinus dan Karet membutuhkan air sekitar 1.300 mm per tahun, sedangkan kebutuhan air di kebun sawit hanya 1.104 mm per tahun.
Dalam buku PASPI Monitor dituliskan, "Selama ini tanaman Pinus, Akasia, dan Sengon populer dijadikan tanaman hutan baik dalam program reboisasi maupun hutan tanaman industri. Tanaman kehutanan tersebut ternyata relatif boros menggunakan air. Sementara, tanaman sawit yang selama ini dituduhkan boros air ternyata jauh lebih hemat dibandingkan tanaman hutan tersebut bahkan sawit juga lebih hemat air dibandingkan dengan tanaman karet."
Tidak hanya itu, hasil penelitian Allen et.al (1998) dan Rusmayadi (2011) membuktikan, kapasitas menyimpan air pada lahan sawit lebih baik dibandingkan tanaman Karet sehingga kandungan air tanah di lahan sawit lebih tinggi daripada di lahan yang ditanami Karet.
"Hasil penelitian tersebut makin menegaskan bahwa kebun sawit merupakan tanaman yang ramah lingkungan dan merupakan bagian dari konservasi tanah dan air. Mengembangkan kebun sawit merupakan bagian dari cara melestarikan tanah dan air," seperti dikutip dalam buku PASPI Monitor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: