Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Terbaru: Publik Puas dengan Jokowi, Tapi 9 Menteri Ini Harus Dicopot

Survei Terbaru: Publik Puas dengan Jokowi, Tapi 9 Menteri Ini Harus Dicopot Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari

Yang ironis, Dika mencontohkan, peran Terawan yang seharusnya menjadi sentral dalam krisis kesehatan dinilai tidak optimal. Upaya mengendalikan Covid-19 dilakukan oleh Gugus Tugas atau kini berubah menjadi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).

”Sementara itu masuknya Nadiem yang sukses membangun start-up berstatus unicorn masih dipertanyakan kinerjanya. Publik menilai belum ada gebrakan berarti, terlebih di tengah kegiatan sekolah yang terhenti dan kesulitan masyarakat untuk pembelajaran daring,” jelas Dika.

Sedangkan Edhy Prabowo dikenal kontroversinya dengan mengizinkan ekspor lobster dan lembek dalam mengatasi illegal fishing. Menurut Dika, keputusan Edhy membalikkan kebijakan keras menteri sebelumnya dinilai publik sebagai keputusan yang tidak tepat.

Menteri-menteri lain yang dinilai buruk adalah Menteri Agama Fachrul Razi 0,8%, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki 0,5%, Menteri Pariwisata Wishnutama 0,4%, dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah 0,3%.

Lalu ada Menteri Sosial Juliani P Batubara 0,3% dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati 0,2%. Selebihnya masih ada sejumlah nama lain yang hanya dinilai 0,1% dan tidak tahu/tidak menjawab 3,0%. "Sebaliknya, sejumlah menteri dinilai berkinerja terbaik, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani 25,3%, Menteri BUMN Erick Thohir 18,8%, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno 13,0%," papar Dika.

Jelang setahun pemerintahan periode kedua, Jokowi sebaiknya mengevaluasi kabinet. Terkait hal ini, sebanyak 72,8% public setuju dilakukan reshuffle kabinet terhadap menteri-menteri yang kinerjanya buruk. Hanya 22,3% yang tidak setuju, dan 4,9% yang tidak tahu/tidak jawab.

Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 11-20 September 2020, melalui telepon kepada 1.200 responden yang diambil secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: