Ketiga, terkait isu teknologi seperti pengolahan bio massa sawit sebagai bahan alternatif pengganti kayu dan produk renewable lainnya dibandingkan produk sejenis berbasis minyak fosil.
Keempat, isu sertifikasi minyak sawit yang berkelanjutan terutama terkait Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan mendorong sertifikasi ISPO agar dapat diterima pasar minyak sawit dunia secara keseluruhan.
Baca Juga: Sambut Oktober 2020, Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Cerah Merona
Baca Juga: Waduh, Sri Mulyani Sedih Hilirisasi Sawit Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
Terkait kondisi tersebut, Havas mengatakan, "ini akan menjadi referensi dunia bila terjadi sengketa, dan mengantisipasi di kemudian hari bila India, China atau AS mulai memberlakukan standar minyak sawit berkelanjutan."
Terakhir kelima, memasukkan isu minyak sawit ke dalam setiap kerja sama bilateral (Free Trade Agreement/FTA).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: