Diskusi bolak-balik terkait paket stimulus kedua untuk rakyat Amerika Serikat telah berlangsung selama berbulan-bulan. Hari ini, Presiden Donald Trump memutuskan untuk menunda masalah sampai pemilihan presiden 2020 selesai.
Langkah Trump tampaknya mengakibatkan penurunan harga Bitcoin (BTC) dan pasar utama lainnya.
"Nancy Pelosi meminta US$2,4 triliun (Rp35.407 triliun) untuk dana talangan yang dijalankan dengan buruk, kejahatan tinggi, Partai Demokrat, uang yang sama sekali tidak terkait dengan Covid-19," kata Trump dalam tweet yang dikutip Cointelegraph, Rabu (7/10/2020).
Baca Juga: Mesir Terjungkal ke Jurang Resesi, Warganya Berbondong-bondong Berburu Kripto
Baca Juga: Jika Tak Ada Aral Melintang, Bitcoin di Israel Bebas Pajak Capital Gain
"Kami membuat tawaran yang sangat murah hati sebesar US$1,6 triliun (Rp23.604 triliun), dan seperti biasa, dia tidak bernegosiasi dengan itikad baik. Saya menolak permintaan mereka dan melihat ke masa depan negara kami," lanjutnya.
Tidak ada pembicaraan paket stimulus lebih lanjut yang akan terjadi sebelum pemilihan, kata presiden dalam tweet berikutnya, sambil dengan berani memperkirakan kemenangannya.
"Segera setelah saya menang, kami akan mengesahkan RUU Stimulus utama yang berfokus pada pekerja keras Amerika dan bisnis kecil," tulisnya.
Mengikuti tweet ini, pasar menanggapi dengan tidak setuju. Saham turun secara nyata, sementara Bitcoin turun sekitar US$200 sebelum sedikit memantul, menahan harga di US$10.577 atau sekitar Rp156 juta.
Penurunan Bitcoin tampaknya menunjukkan bahwa harga aset terus bereaksi seiring dengan pasar arus utama, setidaknya berkaitan dengan berita fiskal utama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: