Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib 7 Perusahaan Konglomerat Bakrie Group: Dari yang Paling Mujur hingga yang Babak Belur

Nasib 7 Perusahaan Konglomerat Bakrie Group: Dari yang Paling Mujur hingga yang Babak Belur Kredit Foto: Officespace.co.id

4. Bakrie & Brothers - Infrastruktur dan Manufaktur

Perusahaan sektor industri infrastruktur dan manufaktur milik Bakrie Group juga harus menelan pil pahit pada semester I 2020 ini, ialah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Bagaimana tidak, per Juni 2020, BNBR tercatat merugi sebesar Rp125,34 miliar. Capaian tersebut berbanding terbalik dari Juni 2019 yang kala itu BNBR mengantongi laba bersih Rp22,68 miliar.

Kerugian yang ditanggung BNBR merupakan imbas dari anjloknya pendapatan perusahaan selama pandemi Covid-19 menghantam. Merujuk laporan keuangan perusahaan, pendapatan BNBR turun sedalam 23,04% dari Rp1,71 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp1,31 triliun pada Juni 2020.

Kontribusi pendapatan dari bisnis infrastruktur dan manufaktur ikut amblas 20,2% menjadi Rp1,18 triliun. Begitu pun juga dengan pendapatan lini jasa pabrikasi dan konstruksi yang tercatat anjlok 34,45% menjadi Rp136,27 miliar. Bahkan, pendapatan dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi ikut amblas menjadi Rp24,34 miliar.

Faktor yang juga turut menyebabkan BNBR tekor pada semester I 2020 adalah kerugiaan selisih kurs yang ditanggung perusahaan mencapai Rp49,83 miliar. Tahun sebelumnya, BNBR mampu mengantongi laba selisih kurs sebesar Rp27,58 miliar.

Bagaimanapun, BNBR mampu menekan beban pokok pendapatan sedalam 15,75% menjadi Rp1,08 triliun pada awal tahun ini. Ditambah lagi, beban usaha juga mengalami perbaikan tipis sebesar 0,12% menjadi Rp284,40 miliar per Juni 2020.

5. Bakrie Telecom - Telekomunikasi

Jaringan Bakrie Group selanjutnya datang dari sektor telekomunikasi, yakni PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Emiten yang kini berhadapan pula dengan potensi delisting dari BEI ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,11 miliar pada semester I 2020. Capaian tersebut bertumbuh 21,26% dari pendapatan semester I 2019 yang hanya Rp1,74 miliar.

Meskipun begitu, BTEL belum mampu lepas dari jerat kerugian. Dengan menanggung rugi usaha sebesar Rp4,51 miliar pada semester pertama tahun 2020, rugi bersih perusahaan membengkak signifikan dari Rp91,75 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp174,37 miliar pada Juni 2020. 

Faktor yang paling menekan keuangan BTEL ialah membengkaknya beban bersih dari yang sebelumnya Rp85,86 miliar pada tahun lalu menjadi Rp169,86 miliar pada tahun ini. Beban tersebut disebabkan oleh rugi selisih kurs yang ditanggung BTEL sebesar Rp169,85 miliar. Adapun pada tahun lalu, BTEL mengantongi laba selisih kurs sebesar Rp131,46 miliar.

6. Bakrieland dan Darma Henwa

Dua perusahaan Bakrie Group berikutnya adalah PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bakrieland Development Tbk (ELYT). Keduanya sampai saat ini belum melakukan publikasi laporan keuangan semestes I 2020.

DEWA bergerak di bidang pertambangan dan membukukan pendapatan sebesar US$ 81,98 juta di kuartal I-2020 atau meningkat 24% dari tahun sebelumnya yang hanya US$66,11 juta. Sementara itu, Bakrieland yang bergerak di bidang properti tercatat membukukan pendapatan Rp728,95 miliar pada kuartal III 2019, turun 9,05% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp801,53 miliar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: