Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geger China Tangkap-tangkapi Kelompok Mata-Mata Taiwan

Geger China Tangkap-tangkapi Kelompok Mata-Mata Taiwan Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Sydney -

China mengatakan telah menangkap sekelompok mata-mata Taiwan dan menggagalkan serangkaian kasus spionase. Pada Minggu (11/10/2020), laporan dari televisi pemerintah CCTV dan outlet lainnya menyebutkan beberapa tersangka ditahan tetapi tidak memberikan nomor atau identitas mereka.

China dan Taiwan terpisah sejak perang saudara pada tahun 1949 dan memiliki hubungan bisnis yang luas tetapi kedua belah pihak tidak ada hubungan resmi. Keduanya secara teratur mengumpulkan informasi intelijen satu sama lain.

Baca Juga: Kian Meruncing, Taiwan Dengar Kabar China Lakukan Simulasi Invasi

Menurut laporan CCTV, petugas keamanan memecahkan lebih dari 100 kasus mata-mata sebagai bagian dari inisiatif yang disebut Operation Thunder 2020.

Dikutip dari ABC News, CCTV mengidentifikasi satu tersangka sebagai seorang pria Taiwan bernama Li Mengju. Pria ini dikatakan mengambil foto polisi bersenjata paramiliter di Shenzhen, sebuah kota yang berbatasan dengan Hong Kong.

Li Mengju disebut ditahan pada Agustus 2020 di sebuah perlintasan perbatasan Shenzhen.

"Gambar dan video yang dia rekam cukup untuk analisis organisasi spionase profesional. Mereka cukup menilai seluruh jumlah pasukan dan status peralatan kami,” kata seorang petugas polisi yang tidak disebutkan namanya.

Tidak jelas informasi lagi dituduhkan kepada Li atau apa yang dituduhkan kepada mata-mata lainnya.

Pada Senin (12/10/2020), Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan tuduhan itu murni 'spekulasi politik' dari pihak China.

"(China) secara salah menuduh orang-orang kami melakukan spionase dan merusak hubungan antara kedua pihak," kata dewan itu dalam sebuah pernyataan.

Dewan Taiwan juga mengkritik segmen acara CCTV yang berdurasi 13 menit di mana Li diperlihatkan sama sekali tidak konsisten dengan proses hukum.

"Saya sangat menyesal, dan saya merasa telah melakukan banyak hal salah yang mungkin merugikan negara," kata Li dalam acara CCTV itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: