Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan, penangkapan petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) adalah penangkapan aktivis kritis kelima kalinya selama pemerintahan Jokowi. Hal itu dikatakan Neta menanggapi penangkapan terhadap Syahganda Nainggolan dkk.
Neta menuturkan, empat penangkapan terhadap para aktivis dengan tuduhan makar sebelumnya kasusnya tidak dilanjutkan ke pengadilan. "Padahal tuduhannya sangat serius, yakni makar. Tapi, kok tidak lanjut ke pengadilan?" kata Neta saat dihubungi, Kamis (15/10/2020).
Neta menduga kasus tersebut tak dilanjutkan karena rezim saat ini tidak yakin dengan tuduhan makar tersebut. Karena itu, setelah ditahan beberapa minggu, para aktivis kritis tersebut dibebaskan semuanya.
Baca Juga: Sejumlah Aktivis KAMI Disikat Polisi, Presiden Lagi Nge-Prank?
"Jadi tiga penangkapan terdahulu yang dilakukan rezim Jokowi hanyalah sekadar terapi kejut buat para aktivis kritis dan proses demokrasi. Bagaimana dengan penangkapan Syahganda dkk atau para petinggi KAMI? Semua itu tak lain juga sekadar terapi kejut untuk para pengikut KAMI," tutur dia.
Neta menilai, sejak semula rezim Jokowi sudah mengincar pergerakan KAMI, yang dianggap cenderung menjengkelkan. Berbagai aksi penolakan di berbagai daerah sudah dilakukan, tapi aktivis KAMI tetap saja "bandel" bermanuver. Untuk menangkap mereka, polisi tidak ada alasan kuat.
"Tiba-tiba melakukan penangkapan pasti akan ramai-ramai dikecam publik. Sehingga, pas ada momentum aksi demo menolak UU Cipta Kerja, penangkapan pun dilakukan," ujar dia.
Penangkapan Syahganda Nainggolan dkk dilakukan ketika aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja marak di berbagai daerah. Menurut Neta, penangkapan para aktivis sebelumnya dilakukan pada momentumyang sama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti