Mitigasi Pembobolan Dana dan Pembocoran Data
Kehadiran platform online membuka kemudahan yang semakin luas bagi masyarakat digital savvy dalam melakukan transaksi. Di sisi lain, perkembangan teknologi tersebut membawa berbagai risiko digital yang perlu diwaspadai bersama, baik oleh perusahaan maupun pengguna.
Sebagaimana diketahui, modus kejahatan yang dilakukan penjahat siber saat ini makin berkembang. Belakangan banyak oknum berpura-pura sebagai perwakilan dari pihak bank atau institusi yang menghubungi nasabah dan menanyakan beberapa data pribadi, mencakup OTP, password, PIN, dan data-data kartu milik nasabah.
Baca Juga: Sering Kejadian, Ini Daftar Kasus Security Akun dan Rekening Jenius di Tahun 2020
Kejahatan semacam ini tergolong dalam social engineering, yaitu proses manipulasi psikologis seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tertentu atau melakukan hal tertentu dengan cara menipu secara halus, baik sadar maupun tidak sadar, melalui telepon atau berbicara langsung.
Cara memeroleh informasi dengan modus social engineering ini pun bermacam-macam, misalnya saja phising, voice phising (vishing), atau impersonation.
"Keamanan transaksi akan semakin maksimal dengan adanya dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat digital savvy untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dan kehati-hatian dalam mengakses informasi di dunia digital," ucap Irwan.
Jenius menegaskan bahwa bank akan menindak tegas pihak-pihak yang merugikan dan berusaha menyalahgunakan informasi pribadi dan rahasia milik nasabahnya.
"Apabila menemukan oknum yang mengatasnamakan Jenius, nasabah dapat segera melaporkannya ke Jenius Help di 1500 365 agar dapat segera ditindaklanjuti," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: