Rencana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk membeli jet tempur Amerika Serikat generasi kelima, F-35, diwanti-wanti banyak pihak. Seperti diketahui, jet tempur AS berkemampuan stealth F-35 ini ditengarai masuk dalam daftar roadmap alutsista bidikan Prabowo, namun demikian hal tersebut masih dalam rencana.
Dalam kunjungannya ke AS pekan lalu, Prabowo yang bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, membicarakan soal kerja sama pertahanan antara Indonesia dan AS. Bukan tidak mungkin, rencana pembelian F-35 itu juga turut dibahas Prabowo dengan otoritas AS.
Baca Juga: Ternyata Ini yang Diteken Prabowo saat Kunjungan ke AS
Politikus PDI Perjuangan Rudianto Tjen mengingatkan Prabowo agar hati-hati sebelum mengikat janji untuk pembelian produk-produk pertahanan AS, termasuk jet tempur generasi kelima, F-35. Pembelian dari negeri Paman Sam, perlu perjanjian tegas dan simbiosis mutualisme untuk penguatkan pertahanan Indonesia.
"Pesawat bisa saja dibeli kalau memang menguntungkan Indonesia dalam hubungan baik kedua negara dan fungsi pertahanan," kata Rudianto, Senin 19 Oktober 2020.
Menurutnya, Indonesia punya pengalaman buruk dengan AS dalam hal pengadaan pesawat tempur. Karenanya, rencana pembeliaan pesawat tempur F-35 sebaiknya perlu kajian khusus dan pertimbanan strategis.
"Tidak seperti dulu kita diikat oleh perjanjian yang melemahkan posisi Indonesia, seperti embargo senjata yang sangat merugikan," kata Rudianto.
Anggota Komisi I DPR ini mengingatkan Prabowo agar sebaiknya melanjutkan perjanjian jual beli pesawat canggih asal Rusia, Sukhoi 35 yang sebelumnya telah berjalan untuk melengkapi kebutuhan pertahanan Indonesia.
"Prinsipnya Indonesia tidak boleh tunduk oleh tekanan negara manapun, dan bisa membeli alusista sesuai kebutuhan. Hindari membeli alusista bekas," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: