Hasto PDIP Tembakkan Peluru Panas ke Kabinet Jokowi: Stop Pencitraan untuk 2024
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menembakkan peluru panas pada Kabinet Indonesia Maju yang genap berumur satu tahun. Hasto menyingung menteri yang berambisi maju di Pilpres 2024.
Sayang, Hasto tak menyebut siapa menteri ini. Pernyataan Hasto ini disampaikan saat mengomentari satu tahun jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Namun, bukan kinerja dari Presiden yang dikomentari, Hasto malah menyoroti para pembantu Jokowi. Hasto tidak menjelaskan secara gamblang siapa menteri yang ditudingnya berambisi menjadi presiden tersebut.
Baca Juga: Bui Seumur Hidup Terdakwa Jiwasraya Tak Ada Apa-apanya, PDIP Teriak: Kejar Aset-asetnya!
Apakah dari kalangan politisi atau profesional? Hasto hanya bilang, ada menteri yang selama ini hanya pencitraan demi ambisi politik di Pilpres 2024.
"Stop berimajinasi untuk 2024. Hentikan pencitraan. Kedepankan prestasi. Fokus saja dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pembantu Presiden," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.
Namun tetap tidak mau menyebut siapa menteri yang dianggapnya banyak pencitraan. "Pokoknya soliditas dan daya juang para menteri di tengah pandemi Covid-19 ini sangat penting," ujarnya.
Sebagai partai pendukung utama pemerintah, PDIP terus mendorong kerja sama dengan seluruh partai politik pengusung pemerintah. Baik di pusat, daerah, dan juga dukungan dari seluruh basis akar rumput partai.
Menurutnya, menghadapi krisis pandemi adalah dialog, gotong royong, dan menciptakan kondisi politik yang stabil. Kerja sama politik juga dikedepankan dengan membangun dialog dengan seluruh elemen masyarakat.
"Mereka yang memancing di air keruh dalam situasi pandemi ini, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat," tegasnya.
Untuk diketahui, dalam periode kedua Jokowi menjabat, ada aturan yang berbeda bagi latar belakang menteri. Saat ini, Jokowi tidak lagi melarang menteri menjadi pengurus parpol, seperti di periode sebelumnya. Sehingga komposisi Kabinet Indonesia Maju, tercatat ada tiga menteri yang merupakan ketua umum dari partai pengusung.
Yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa yang merupakan Plt Ketum PPP.
Baca Juga: Prabowo Disebut Capres Terkuat, Pengamat: Wajar
Mungkinkah mereka yang dimaksud Hasto? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, tidak ada yang salah kalau ada menteri saat ini yang punya hasrat ingin nyapres. Baik menteri dari kalangan professional maupun berlatar belakang parpol. Sejarah itu pernah terjadi dan berhasil. Siapa?
"SBY itu dulu seorang menteri, Menko Polhukam, lalu menang jadi presiden di 2004. Jadi ada historisnya," kisah Ujang.
Tapi, Ujang setuju dengan Hasto, bila hasrat untuk jadi capres tidak sampai mengganggu kinerjanya. Justru, hasrat politik itu menjadi motivasi untuk bekerja lebih giat lagi.
"Kalau kerjanya jeblok, lantas mau nyapres, itu baru salah," tegasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurniasyah, punya penilaian berbeda. Dia menduga, sindiran Hasto ditujukan pada Prabowo dan Airlangga. Karena dari sekian menteri yang ada, hanya dua orang ini yang punya kans untuk maju. Sebab, keduanya merupakan petinggi partai besar. Partainya bisa menjadi kendaraan politik untuk maju.
"Aktivitas kementeriannya bisa sekaligus diupayakan untuk membangun reputasi populis," tegasnya.
Apa tanggapan parpol? Ketua Bappilu Golkar, Maman Abdurrahman, tidak merasa sindiran Hasto ditujukan pada Airlangga. Bagi Golkar, Pilpres masih lama. Komitmen Airlangga fokus kerja demi rakyat.
"Pernyataan Mas Hasto bukan hanya berlaku buat menteri, tapi juga buat semuanya. Gubernur, legislatif, termasuk kita semua," cetus Maman.
Baca Juga: Peringati Hari Santri, Hasto: PDIP Ikut Perjuangkan Bersama NU
Ketua DPP Gerindra, Sufmi Dasco, mengaku ogah baper dengan sindiran Hasto. Sejauh ini, kata dia, Prabowo selaku Menhan sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional. Banyaknya agenda Prabowo ke luar negeri, dianggap Dasco bukan pencitraan.
"Mas Hasto tahu itu kok," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo