Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan Mulai Menggeliat, Performa BFI Finance Bergerak Positif

Pembiayaan Mulai Menggeliat, Performa BFI Finance Bergerak Positif Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seiring aktivitas masyarakat yang beradaptasi dengan kondisi new normal, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) kembali membuka layanan pembiayaannya di semua lini produk mulai kuartal III/2020. Dengan dibukanya layanan ini, BFI Finance memandang penyaluran pembiayaan mulai merambat naik dan rasio pembiayaan bermasalah sudah terkendali.

Rebound ini tentunya menunjukkan sinyal positif walaupun tantangan masih besar di tengah pandemi yang masih belum terkendali di Indonesia dan ancaman resesi di depan mata.

Baca Juga: Patuhi PSBB, Adira Finance Tunda Adira Virtual Expo 2020

"Volume pembiayaan menunjukkan tren positif selama kuartal III dan kami berharap kondisi ini dapat terus ditingkatkan di bulan-bulan mendatang selama kondisi eksternal mendukung, seperti tidak adanya lockdown yang membuat kegiatan ekonomi tidak bisa sepenuhnya berjalan," ujar Finance Director BFI Finance, Sudjono, Selasa (27/10/2020).

Hingga September 2020, BFI Finance mampu membukukan pendapatan sebesar Rp3,50 triliun serta laba bersih sebesar Rp520,63 miliar. Rasio Non-Performing Financing (NPF) Perusahaan telah membaik menjadi 2,67% per 30 September dari kuartal sebelumnya sebesar 3,73% per Juni 2020. Tren rasio NPF BFI Finance masih di bawah rata-rata industri pembiayaan yang pada Agustus 2020 tercatat sebesar 5,23% (sesuai data Otoritas Jasa Keuangan/OJK).

Saat ini, perusahaan tetap menjaga kecukupan pencadangan piutang yang diragukan di atas kondisi normal, di mana nilai cadangan yang ada saat ini mencapai 6,5% dari total piutang pembiayaan, atau setara 2,4 kali dari total NPF saat ini, meningkat dari 1,6 kali di kuartal sebelumnya.

"Kecukupan pencadangan kerugian yang ada menunjukkan kehati-hatian perusahaan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dan risiko keuangan yang prudent di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi ekonomi yang belum pulih saat ini," tambah Sudjono.

Restrukturisasi pembiayaan pun melandai semenjak masyarakat mulai kembali berkegiatan. BFI Finance telah memberikan relaksasi kredit kepada para konsumen yang keadaan keuangannya terdampak Covid-19 mulai April hingga Agustus 2020.

Saat ini, nilai piutang yang direlaksasi mencapai 35,5% dari total piutang pembiayaan yang dikelola per 30 September 2020. Tipe restrukturisasi yang paling banyak adalah perpanjangan tenor sebanyak 68% dengan kelonggaran pembayaran pokok di awal.

"Diharapkan konsumen yang telah memperoleh relaksasi pembiayaan tersebut dapat memperbaiki kondisi keuangannya dan beradaptasi dengan kondisi new normal saat ini," sebut Sudjono.

Hingga September 2020, BFI Finance membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun. Komposisi piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 71,2% didominasi oleh pembiayaan mobil bekas. Sementara itu, komposisi piutang pembiayaan lainnya terdiri dari alat berat dan mesin 14,3%, motor bekas 9,9%, serta diikuti oleh mobil baru, property-backed financing (PBF), dan syariah 4,6%.

PEN dan Pembiayaan

Perusahaan juga telah mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digalakkan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan dan OJK. Hingga saat ini, perusahaan telah menyalurkan subsidi bunga dari pemerintah kepada lebih dari 69 ribu konsumen dengan nilai sebesar lebih dari Rp67 miliar kepada konsumen BFI Finance yang memenuhi kriteria subsidi dari pemerintah.

Di sisi lain, perusahaan terus mendapatkan dukungan dari para mitra pendanaan, baik perbankan maupun pasar modal. Salah satunya ditandai dengan penandatanganan kerja sama joint financing BFI Finance dengan Bank BRI untuk pelayanan kredit kendaraan bermotor dengan nilai Rp1 triliun.

Selain itu, perusahaan juga berhasil menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok Obligasi sebesar Rp832 miliar yang terdiri dari Seri A sebesar Rp437 miliar untuk tenor 1 tahun dan Seri B sebesar Rp395 miliar untuk tenor 3 tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Shanies Tri Pinasthi
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: