Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemensos: Art Therapy Ciptakan Disabilitas Mandiri Finansial

Kemensos: Art Therapy Ciptakan Disabilitas Mandiri Finansial Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Harry menilai konsumen sangat menyukai produk yang dihasilkan para penyandang disabilitas. Bahkan, desain salah satu gerai kopi ternama merupakan karya salah seorang penyandang disabilitas. 

“Saya sangat antusias, karena ini bisa membangkitkan respek terhadap kondisi kaum yang memiliki kemampuan berbeda. Maka itu, saya menekankan ke Balai Besar/Balai Rehabilitasi Sosial untuk menjadikan art therapy sebagai kurikulum, sehingga ada prospek kedepan yang lebih maju. Karena akan ada peningkatan level, bukan sekedar terampil tapi ahli,” jelasnya

Adapun Penasehat Artherapy Center Widyatama sekaligus Ketua Dewan Penasehat CIDCO, Anne Nurfarina menjelaskan art therapy merupakan sebuah peluang, karena memiliki fleksibilitas tinggi yang mengusung kemampuan fitrah seorang disabilitas. 

“Contoh di kita adalah autistik, karena mereka memiliki hambatan di komunikasi. Kami menggunakan metode membangun respon komunikasi agar terjadi interaksi, lalu kami memberikan pengetahuan untuk mengubah stigma bahwa kecerdasan itu bukan hanya jago matematika,” jelasnya

Anne tak menyangkal, saat konsep ini dilempar ke publik, pihaknya dianggap mengeksploitasi kaum disabilitas. Padahal, dia menekankan, konsep yang ditawarkan pihaknya bisa menjadikan mereka mandiri secara finansial. Apalagi, pihaknya pun mengajarkan sistem manajemen keuangan sederhana dan mudah dipahami. 

“Ini konsep yang harus segera diwujudkan, tapi utamanya harus diterima oleh industri. Mudah-mudahan menjadi program berkelanjutan, dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan lain,” katanya

Pada kesempatan yang sama, Juniati, Ketua Pembina Yayasan Widyatama, Sri mengaku penandatanganan MoU ini merupakan momen yang telah ditunggu sejak lama, yakni keterlibatan pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial. Pasalnya, penanganan masalah sosial tak bisa dilakukan sendirian, baik orangtua, komunitas, hingga akademisi, namun perlu dukungan kuat dari pembuat kebijakan. 

“Hadirnya Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial memertegas tidak hanya kehadiran fisik, tapi keberlanjutan untuk sekarang dan masa mendatang. Kami berharap, para penyandang disabilitas ini bisa semakin mandiri, dan menjadi inspirator bagi masyarakat luas,” pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: