PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencetak kerugian yang lebih besar dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Jika per September 2019 lalu LPKR membukukan rugi Rp1,72 triliun, nilainya melonjak 36,05% menjadi Rp2,34 triliun pada September 2020.
Baca Juga: Rupiahku Sayang, Rupiahku Malang: Tumbang di Hadapan Banyak Mata Uang
Melansir dari laporan keuangan perusahaan, Lippo Karawaci mencetak kenaikan pendapatan bersih sebesar 0,24% dari Rp8,46 triliun pada Q3 2019 menjadi Rp8,48 triliun pada Q3 2020. Segmen real estate development yang meliputi apartemen, rumah hunian, lahan, dan lainnya menyumbang pendapatan sebesar Rp2,37 triliun pada September 2020. Kontribusi tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp1,62 triliun. Baca Juga: Hero Supermarket Telan Pil Pahit, Rugi Bengkak Hampir 5.000% di Q3 2020
Sebaliknya, kontribusi dari segmen real estate management & services justru menurun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Per September 2019, Lippo Karawaci mengantongi pendapatan Rp5,22 triliun dari segmen tersebut, sedangkan September 2020 pendapatan yang diterima hanya Rp5 triliun.
Kenaikan pendapatan yang tak signifikan itu belum mampu membuat perusahaan properti Lippo Group ini lepas dari jerat kerugian, meskipun beban pokok pendapatan turun menjadi Rp5,25 triliun pada kuartal ini. Terlebih lagi, Lippo Karawaci menaggung beban usaha yang lebih besar, yakni dari Rp2,89 triliun per September lalu menjadi Rp2,97 triliun per September ini.
Beban lainnya juga mengalami kenaikan pada periode tersebut dari yang sebelumnya Rp1,41 triliun menjadi Rp1,63 triliun. Pada saat yang sama, beban keuangan mengalami lonjakan signifikan, yaitu dari Rp755,94 miliar pada tahun lalu menjadi Rp1,18 triliun pada tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: