Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untung Perusahaan Kapal Tanker Ini Capai US$42 Juta di Kuartal III-2020

Untung Perusahaan Kapal Tanker Ini Capai US$42 Juta di Kuartal III-2020 Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) membukukan laba bersih sebesar US$42,0 juta dengan pendapatan sebesar US$144,7 juta di Kuartal Ketiga tahun 2020 dibandingkan dengan laba bersih sebesar US$14,5 juta dan pendapatan sebesar US$74,8 juta di Kuartal Ketiga tahun 2019. Ini mewakili 2,9x dan 1,9x dari masing-masing angka di Kuartal Ketiga tahun 2019.

Sekretaris Perusahaan Buana Lintas Lautan Krisnanto Tedjaprawira mengatakan bahwa peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan armada memecahkan rekor dengan 15 kapal tanker tambahan. Kemudian, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi.

“Peningkatan juga karena kontribusi dari pasar internasional dengan margin lebih tinggi. Sejak 1 Oktober 2019 sampai 31 Desember 2019, BULL menerima 4 kapal tambahan ke dalam armadanya,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Baca Juga: Pencurian Ikan Beraksi Lagi, Dua Kapal Malaysia Diringkus

BULL juga membeli 9 kapal lainnya di sembilan bulan pertama tahun 2020, yang mana beroperasi secara bertahap selama periode ini. Secara keseluruhan, kapasitas tonase efektif armada meningkat dari 1.048.040 DWT menjadi 2.156.473 DWT, dengan peningkatan sebesar 105,8%. Jumlah kapal tanker meningkat dari 19 kapal menjadi 34 kapal.

Pada saat yang bersamaan, rata-rata pendapatan Time Charter Equivalent (TCE) untuk semua segmen kapal tanker BULL meningkat dikarenakan diversifikasi usaha BULL ke dalam pasar internasional. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2019, sekitar 15% pendapatan TCE BULL adalah berasal dari pasar internasional. Ini meningkat menjadi sekitar 35-40% di sembilan bulan pertama tahun 2020.

Ditambah, di pasar kapal tanker internasional, tingkat harga TCE untuk kapal tanker berukuran Long Range 2 (LR2) dan handy-sized rata-rata meningkat sebesar 60,4% dan 22,4%. Perseroan berfokus pada laba bersih operasi sebagai sebuah tolok ukur kinerja. Laba bersih operasi mengeluarkan pos non-operasional atau luar biasa seperti keuntungan atau kerugian nilai tukar mata uang asing serta pos lainnya. Perusahaan mencatat rekor laba bersih operasi Kuartal Ketiga 2020 sebesar US$12,5 juta sesuai ekspektasi atau 2,1x dari laba bersih di tahun 2019 walau tarif sewa TCE turun 47,2% karena BULL berhasil menutup 80-90% pendapatannya dengan kontrak.

Penurunan tarif sewa TCE karena efek musiman tarif sewa tanker minyak dimana tarif sewa TCE selalu terlemah di Q3 dan tertinggi di Q4 dan Q1. Ini karena cuaca dingin yang mulai di November sampai Februari meningkatkan pemintaan minyak mentah.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 buat Permintaan Kapal Tanker dari Perusahaan Minyak Melesat

Karena tren musiman yang kuat, tarif TCE diharapkan jauh lebih tinggi di Q4 dibandingkan dengan Q3. Rata-rata, tingkat TCE selalu naik 114% di Q4 sejak 2016 dan tingkat kenaikan minimum adalah 45%. Ini diharapkan menjadi pendorong yang kuat untuk kinerja Perusahaan di Q4 dan untuk setahun penuh.

Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa meskipun Q3 juga menderita dari tren destocking yang terus berlanjut dan permintaan minyak secara keseluruhan masih lemah karena COVID-19 serta faktor musiman, rata-rata tarif TCE Q3 pada tahun 2020 tetap 34,7% lebih tinggi dari rata-rata tingkat TCE Q3 sejak 2016. Ini memberikan dasar yang lebih kuat untuk tarif TCE Q4.

“Dampak positif langsung lainnya pada tingkat TCE adalah kembalinya produksi minyak Libya yang secara mengejutkan nol pada September 2020 tetapi sekarang meningkat dengan cepat setelah gencatan senjata. Produksi sekarang telah meningkat menjadi sekitar 800.000 bpd dan diharapkan mencapai 1.300.000 bpd pada akhir tahun ini dan setidaknya 1.600.000 bpd pada tahun depan. Selain itu, OPEC+ (termasuk Rusia) diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak sebesar 2,2 juta barel per hari setelah Desember. Produsen minyak lain seperti Norwegia, Guyana, dan Kanada juga berencana meningkatkan produksi,” tambahnya.

Selain itu, armada yang beroperasi lebih dari biasanya karena penundaan docking dan scrapping juga kembali normal karena galangan kapal telah kembali beroperasi. Berdasarkan bukti anekdotal, aktivitas docking dapat meningkat 30-50% sementara pengikisan kapal seharusnya kembali normal. Dimana rata-rata 9,5 juta DWT tanker didaur ulang setiap tahun, sejauh ini pada 2020 hanya 1,3 juta DWT tanker yang telah didaur ulang dengan 6 juta DWT lainnya diperkirakan akan dibongkar pada akhir tahun dan 12 juta lagi pada 2021.

Pengalaman Tiongkok juga memberikan keyakinan bahwa seiring dengan ekonomi dunia yang secara bertahap dibuka kembali, rebound ekonomi akan sangat besar. Tidak hanya ekonomi Tiongkok yang bertumbuh sebesar 4,9% selama Kuartal Ketiga 2020 dibandingkan tahun 2019, bahkan ekonomi Amerika Serikat tumbuh sebesar 7,9% pada Kuartal Ketiga 2020.

Baca Juga: Waduh! Kebijakan Kemenhub Soal SSS Berpotensi Gerus Pendapatan Operator Angkutan Penyeberangan

Lebih lagi ekonomi Tiongkok diperkirakan akan membukukan tingkat pertumbuhan PDB 2% untuk seluruh tahun 2020. Hal ini disertai dengan rebound yang sangat substansial dalam permintaan minyak. Dari April hingga September 2020, Tiongkok mengimpor 2,1 miliar barel atau setara dengan 12,8% dari total pasokan minyak global. Angka tersebut lebih tinggi 16,5% atau rata-rata 11,6 juta barel per hari dari pada tahun 2019. Semua ini menunjukkan rebound yang kuat dalam permintaan minyak, terutama setelah vaksin COVID-19 dirilis.

Efek positif lain dari rebound yang cepat dalam permintaan minyak dapat dilihat di Tiongkok dimana hal itu menyebabkan kemacetan Pelabuhan yang sangat parah di mana kapal tanker minyak harus menunggu lebih dari 30 hari untuk discharge. Dikarenakan ekonomi besar dunia lainnya pulih di waktu yang sama, seperti dengan kemungkinan distribusi vaksin Covid-19, hal ini diharapkan dapat direplikasi disebagian besar negara lain. Ini akan secara substantial mengurangi armada tanker minyak yang tersedia.

Faktor lain untuk pertumbuhan pendapatan dan laba bersih adalah peningkatan kapasitas efektif armada. Sembilan kapal tanker besar yang diterima pada 9 bulan pertama tahun 2020 akan berkontribusi pada Kuartal Keempat tahun 2020, serta kontribusi tambahan dari kapal tambahan pada Kuartal 4 2020. Perseroan berkeyakinan akan penambahan peluang pertumbuhan dan akan terus memposisikan Perseroan untuk meningkatkan kinerjanya.

“Mengingat hal-hal tersebut di atas, Direksi Perseroan mengantisipasi kinerja Perseroan untuk Semester Kedua tahun 2020 akan tetap meningkat daripada Semester Pertama tahun 2020,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: