Pengamat politik Rocky Gerung menilai kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab ke Indonesia membuat pihak Istana panik.
Ia juga menilai kepulangan Rizieq sebagai tanda perubahan bagi masyarakat. "Istana enggak mengerti apa yang disebut psikologi publik. Ini bukan sekadar momen tapi sebuah monumen," katanya, seperti dilansir dari kanal YouTube-nya, Rabu (11/11/2020). Baca Juga: Benarkah Habib Rizieq Pernah Berjanji Tak Akan Mau Pulang ke Indonesia?
Hal tersebut dikatakan, terkait banyaknya massa pendukung yang menyambut kepulangan Habib Rizieq di Bandara Soekarno Hatta. Baca Juga: Habib Rizieq Masih Jadi Tren Twitter, Ada Bahasan Soal Rencana Ketemu Pak Anies Nih!
"Karena ribuan atau ratusan ribu atau mendekati jutaan orang dengan semangat kebahagiaan menyambut pemimpinnya. Jadi kesalahan Istana adalah menganggap bahwa Habib Rizieq itu bukan pemimpin. Itu dungunya kan begitu kan, lalu dibikin segala macam isu," jelasnya.
Menurut dia, isu kepulangan Habib Rizieq ini dan berkaitan dengan Istana akan dibicarakan publik hingga 3 hari ke depan.
"Sekarang yang problem adalah Istana yang tegang. Sebab, Habib Rizieq pulang dalam 2-3 hari ke depan itu seluruh isu akan soal Istana," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menilai kepulangan Habib Rizieq bisa menjadi pengalihan isu untuk membahas soal Omnibus Law dan UU HIP.
"Mungkin Istana bisa menganggap bless in disguise, Omnibus law dilupain, UU HIP dilupain. Oh enggak, justru setelah Habib Rizieq pulang, pasti HRS akan bersama dengan rakyat menghadang Omnibus Law, UU HIP," jelasnya.
"Saya bisa bayangkan dalam 2-3 jam ini Pak Jokowi dikelilingi Mahfud MD, Airlangga, merumuskan apa langkahnya itu, karena sejak seminggu lagi sudah dicitrakan bahwa Habib Rizieq akan pulang dan bawa masalah," ucap Rocky.
"Jadi kekonyolan-kekonyolan Istana ini yang jadi pelajaran supaya jangan halangi keinginan publik untuk melihat perubahan. Jadi pulangnya Habib Rizieq itu pulangnya janji perubahan," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil