Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Era Society 5.0, Apa Bedanya dengan Industry 4.0?

Era Society 5.0, Apa Bedanya dengan Industry 4.0? Webinar society 5,0 | Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kita sudah tidak asing lagi dengan Revolusi Industri 4.0 yang berawal dari konsep Industri era digital/era teknologi informasi dan komunikasi di Jerman dengan 6 pilar utama yaitu masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil, dan teknologi di tempat kerja. Indonesia pun sudah menerapkan Industri 4.0 tersebut. 

Konsep Revolusi Industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam penerapannya. Lalu, bagaimana dengan Society 5.0?. Dikutip dari Cao.go.jp, Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada bulan Maret 2017 di pameran CeBIT, Hannover, Jerman untuk menangani segala permasalahan yang terjadi di Jepang dan baru diresmikan pada 21 Januari 2019. Dimana pada saat itu Jepang sedang mengalami sebuah tantangan berkurangnya populasi yang membuat penduduk/pekerja usia produktif berkurang, sehingga Jepang berusaha memperbaiki kondisi tersebut dengan menerapkan Society 5.0.

Society 5.0 sendiri menjadi sebuah “solusi” dari Revolusi Industri 4.0, dimana banyak masyarakat beranggapan bahwa Industri 4.0 akan menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih yang akan menekan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia. Society 5.0 ini diharapkan dapat menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih dapat mengurangi adanya kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi ke depannya.

IDStar Group yang merupakan salah satu perusahaan dibidang teknologi khususnya IT sangat mendukung industri teknologi Indonesia di era digital Society 5.0. Untuk itu IDStar Group mengelar webinar Big Virtual Event yaitu 'Moving Towards Society 5.0' yang berlangsung selama 3 hari (9-11 November 2020) dengan pembicara di antaranya Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Muhammad Neil El Himam, Vice President Director BCA  Armand Wahyudi Hartono, dan SVP - Head of HR Operation Indosat Erwin Muniruzaman yang membahas Society 5.0 dari sudut pandang Technology, Human and Marketing.

Selain LIVE via Zoom dan YouTube acara ini juga menggunakan platform virtual 360° exhibition yang memberikan sebuah experience baru bagi semua peserta, karena semua peserta dapat melihat-lihat dan mengunjungi booth-booth company yang telah tersedia. 

Pada hari pertama topik yang dibawakan adalah Start our Organization to Move Towards Society 5.0, hadir sebagai pembicara; Gidionton Saritua S, Executive Director Digital Transformation Transjakarta;  Malina Platon, UiPath Managing Director Strategic Accounts, APAC; Andreas Kagawa, Country Manager TIBCO Software Indonesia; dan Ferdinand Prasetyo, CEO of Drife.  

Hari ke dua membahas topik  Preparing our Employee to Embrace Society 5.0 & Reskill for On Demand Technology dengan panelis: Erwin Muniruzaman, SVP Head of HR Operation Indosat; Swandajani Gunadi, Human Capital & Marketing Director Adira Finance; Marcelony Kumalasari, Country Manager of OutSystems Indonesia; Iman Muhammad, Director Sales Applications for Oracle Indonesia; dan Tonny Soeroso, CEO of Gema Inovasi Teknologi.

Dan topik penutup pada hari ke tiga yakni Know and Relate Your Customer, Stop Being Rejected and Start Being Relevant, panelistnya; Judi Arto, Marketing Director at BINUS; Rico Huang, CEO at ALONA; Hunady Budihartono, Country Manager of Genesys; Ferdinand Gunadi, Industry Lead, Adobe Experience Cloud, Adobe Southeast Asia; dan Arifa Tan, CEO of IDStar Group.

Project Manager Moving Towards Society 5.0, Angga Wibowo, mengatakan pada dasarnya, society 5.0 ini dibuat untuk melayani kebutuhan manusia, agar masyarakat bisa menikmati hidup dan merasa nyaman. Sinergi manusia dan teknologi bisa terwujud agar masyarakat semakin sejahtera. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: