Perhatian, Joe Biden Mau Cetak Sejarah Baru di Instansi Sekelas Pentagon
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, diperkirakan akan menunjuk perempuan untuk memimpin Pentagon atau Kementerian Pertahanan. Jika terwujud, maka ini akan menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah AS.
Salah satu orang yang paling berpeluang adalah Michele Flournoy. Wanita kelahiran 1960 ini dikenal sebagai veteran dan berhaluan politik moderat.
Baca Juga: Ada Lampu Hijau Tarik Pulang Pasukan Luar Negeri dari Bos Pentagon Baru, Kenapa?
Jika terpilih, Flournoy menandai berakhirnya era kepemimpinan Pentagon yang bongkas-pasang di bawah Presiden AS Donald Trump. Semasa Trump, hingga kini ada lima orang pria yang menduduki kursi tertinggi di Pentagon.
Tantangan bagi Flournoy adalah ia harus terlibat dalam penciutan anggaran Pentagion. Tak hanya itu, Pentagon kemungkinan akan mendapat tugas tambahan yaitu ikut mendistribusikan vaksin Covid-19.
Flournoy telah beberapa kali ditugaskan di Pentagon sejak 1990-an. Terakhir, pada 2009-2012, ia menjadi asisten menteri pertahanan yang mengurusi kebijakan.
Pandangan politiknya yang moderat diperkirakan memudahkan ia untuk mendapat dukungan bipartisan, Partai Demorkrat dan Partai Republik. Ia adalah pendukung gagasan kerja sama internasional yang erat.
Sejauh ini, Joe Biden telah memenangkan wilayah Georgia bagian selatan dan 16 suara Electoral College hingga memperluas keunggulannya dengan selisih 306 menjadi 232. Sedangkan Donald Trump diproyeksikan unggul di negara bagian Carolina Utara yang dimenangkannya empat tahun lalu.
Georgia dan Carolina Utara adalah negara bagian terakhir yang dihitung hasil Pilpresnya pada Jumat lalu atau 10 hari setelah Hari Pemilihan. Pada Jumat sore, Biden unggul dari Trump dengan lebih dari 14 ribu suara dengan 99 persennya dari daerah Georgia.
Menurut proyeksi, Biden telah membalikkan keunggulan di lima negara bagian yang dimenangkan Trump pada 2016. Yang lainnya adalah Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Trump tidak mengubah keadaan apa pun yang dimenangkan oleh calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton pada tahun 2016.
Dalam perkembangan lain, pengacara untuk kampanye Trump telah membatalkan gugatannya. Awalnya ia meminta peninjauan semua surat suara yang diberikan di Arizona pada Hari Pemilihan setelah menemukan margin kemenangan untuk pemilihan presiden di negara bagian tersebut tidak dapat diatasi. Laporan The Hill mengatakan pada Jumat lalu bagian kampanye Trump telah mengakhiri hotline bagi warga Amerika untuk melaporkan tuduhan kecurangan Pilpres.
Tim kampanye Trump juga telah mengajukan gugatan hukum di negara bagian Georgia dan Pennsylvania sejak Hari Pemilu 3 November. Mereka juga dikatakan akan melanjutkan penghitungan ulang di Wisconsin.
Menurut laporan media, Biden memimpin di masing-masing negara bagian itu. Sedangkan tim kampanye Trump sejauh ini gagal menyajikan bukti nyata penipuan dalam skala luas meskipun ada klaim dari presiden.
Biden mengumumkan kemenangan untuk pemilihan presiden AS pada Sabtu malam, beberapa jam setelah dia diproyeksikan memenangkan 20 suara elektoral Pennsylvania dan dengan demikian melewati ambang batas 270 suara yang disyaratkan. Trump belum menyerah dan menghadapi tantangan di pengadilan atas tuduhan penipuan pemilih dan menghitung pelanggaran.
Undang-undang federal menetapkan apa yang disebut tenggat waktu "Safe Harbor", yang jatuh pada 8 Desember tahun ini, hari di mana negara bagian harus menyerahkan pemenang pemilihan presiden jika mereka ingin diisolasi dari sengketa hukum. Perwakilan Electoral College akan bertemu enam hari kemudian, pada 14 Desember, untuk secara resmi memilih presiden AS berikutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: