Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diharapkan Jadi Solusi, Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi Massal

Diharapkan Jadi Solusi, Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi Massal I Gede Wenten, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, d | Kredit Foto: Dok. Panpel Wabinar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan adanya pandemi covid-19 membuat tahun 2020 menjadi tahun yang berat. Namun demikian Indonesia masih bisa bangkit dari kondisi tersebut. Dengan adanya vaksin merah putih yang dikembangkan diharapkan bisa menjadi salah satu solusi. 

Demikian diungkapkan I Gede Wenten, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, dalam Webinar Salam Berbagi episode ketujuh dengan topik Vaksin Merah Putih untuk Indonesia, Sabtu (14/11). Gede berharap, hasil karya anak bangsa yang harus terus didukung proses pengembangannya. Vaksin Merah Putih merupakan vaksin karya anak bangsa yang dikembangkan oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman dengan peneliti dari Eijkman, LIPI, UI, UGM, ITB, dan Unair.

Baca Juga: Nyesek! Kekayaan 4 Miliarder Ini Merosot Gara-Gara Kehadiran Vaksin Covid-19!

Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Eijkman menambahkan, bahwa vaksin merah putih dikembangkan dengan metode rekombinan. Vaksin itu menggunakan buatan anak bangsa dan murni menggunakan strain Covid-19 di Indonesia, dilakukan oleh peneliti Indonesia dan diharapkan sangat tepat untuk masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Sinovac di Brazil Dijeda, Epidemiolog: Rantai Manajemen Harus Diperbaiki

"Vaksin Merah Putih saat ini sudah pada tahap akan diuji pada hewan dan setelah itu baru uji klinis tiga kali," ujar Amin, dalam keterangannya, Senin (16/11/2020). 

Honesti Basyir, Direktur Utama PT Biofarma juga menambahkan, vaksin merah putih itu akan diberikan dari Lembaga Eijkman ke PT Biofarma untuk dilakukan Uji Klinis. PT Biofarma selaku holding farmasi di Indonesia berperan dalam penanganan covid ini dengan melakukan proses menggunakan model quadriple helix. 

“Beberapa hal yang diperhatikan dalam produksi Vaksin Merah Putih ini yaitu produksi vaksin harus efektif, cepat, aman, mandiri dan juga halal,” jelas Honesti. 

Selanjutnya Rizka Andalucia selaku Direktur Registrasi BPOM RI menuturkan bahwa BPOM selaku regulator dalam health security akan terus mengawasi  produksi vaksin ini mulai dari pre hingga post-clinical. Setelah lulus uji klinis tiga maka BPOM akan mengeluarkan izin untuk produksi massal vaksin merah putih.

Perwakilan mahasiswa, Indra Rudiansyah, dari Oxford yang sedang mengikuti riset vaksin Covid-19 di Oxford menuturkan bahwa vaksin merah putih yang merupakan vaksin pertama dengan seluruh prosesnya melibatkan orang Indonesia sehingga vaksin ini sangat berperan penting dalam pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di Indonesia dimana sebelumnya masih terasa kurang. 

Sementara, Kusnandi selaku Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 memaparkan bahwa proses pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit dan kompleks membutuhkan waktu umumnya 10-15 tahun. Namun karena situasi terdesak pandemi seperti ini, akhirnya proses ini dipercepat. 

Di akhir paparan dari seluruh narasumber, Amin Soebandrio, berpesan pada masyarakat Indonesia, sebelum vaksin itu bisa diproduksi massal, terlebih dahulu masyarakat Indonesia harus yakin 100% bahwa virus ini memang ada. Sehingga solusi vaksin karya anak bangsa ini dapat bermanfaat dan diterima di seluruh lapisan masyarakat. 

“Semoga uji vaksin ini berjalan lancar hingga bisa diproduksi massal pada 2021 mendatang,” ujar Amin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: