Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mungkinkah Dunia Punya Lebih dari Satu Vaksin Corona? Ini Jawabannya

Mungkinkah Dunia Punya Lebih dari Satu Vaksin Corona? Ini Jawabannya Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tatyana Makeyeva

Sementara, data yang meyakinkan terkait vaksin Sputnik V yang dibuat Rusia juga telah dirilis.

Merujuk pada data sementara dari fase uji coba ketiga, tahap yang sama dicapai oleh vaksin Pfizer, para peneliti Rusia melaporkan bahwa vaksin buatannya 92% efektif.

Apa saja vaksin lainnya yang sedang dikembangkan?

Hasil uji coba dari tim peneliti vaksin lainnya diperkirakan akan muncul dalam beberapa pekan atau bulan ke depan.

Uji coba Janssen telah dimulai dengan merekrut 6.000 relawan di seluruh Inggris. Negara lain akan bergabung sehingga keseluruhan partisipan menjadi 30.000 orang.

Perusahaan telah melakukan uji coba vaksin berskala besar, di mana sukarelawan menerima satu dosis. Uji coba ini akan melihat apakah dua vaksin memberikan kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama.

Sejumlah vaksin lain sedang dalam tahap terakhir uji coba, termasuk yang dikembangkan oleh Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopharm du China, serta yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute di Rusia.

Namun, uji coba di Brasil untuk obat yang dikembangkan oleh perusahaan China Sinovac telah ditangguhkan setelah apa yang digambarkan sebagai "insiden merugikan yang parah" - diyakini sebagai kematian seorang sukarelawan.

Seberapa berbedakah vaksin yang sedang dikembangkan?

Inti dari vaksin adalah memaparkan bagian-bagian virus ke sistem kekebalan, yang kemudian mengenalinya sebagai penyerang dan belajar bagaimana melawannya.

Ada banyak cara untuk melakukan ini.

Pfizer/BioNtech (dan Moderna) mengembangkan apa yang disebut sebagai vaksin RNA menggunakan pendekatan eksperimental, yang termasuk menyuntikkan kode genetik virus corona ke tubuh, untuk melatih sistem kekebalan.

Vaksin Janssen malah menggunakan virus flu biasa yang telah dimodifikasi secara genetik agar tidak berbahaya dan lebih mirip virus corona pada tingkat molekuler.

Vaksin ini melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan melawan virus corona.

Serupa, vaksin Oxford dan Rusia menggunakan virus tak berbahaya yang menginfeksi simpanse, dan memodifikasinya secara genetik agar menyerupai virus corona, untuk mencoba mendapatkan respons.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: