KOL Stories x Denny Santoso: Updating Digital Marketing Strategy in Uncertain Times
Apa saja kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para pemain baru di digital marketing?
Ada dua kesalahan yang biasa terjadi. Pertama, mereka tidak mengetahui market bisnisnya dan kedua mereka tidak bisa mencari trafik. Untuk market bisnis sudah dijelaskan sebelumnya, kita harus mengetahui kepada siapa produk kita akan dijual.
Selanjutnya, banyak orang yang tidak mengerti trafik. Jadi, mereka berpikir dunia digital seperti bisnis offline yang tidak perlu memikirkan trafik. Untuk mendapatkan trafik, ada yang menggunakan cara organic seperti SEO dan posting-an situs secara rutin. Ada yang lebih cepat dengan menggunakan media sosial seperti live Instagram dan beriklan online. Untuk menghindari kesalahan tersebut, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Apa Itu Video SEO?
Langkah pertama, gunakan media sosial untuk menciptakan trafik sehingga banyak pengguna yang akhirnya tertarik membeli produk Anda. Setelah itu, Anda perlu mengisi akun media sosial Anda dengan konten-konten yang dapat menarik kunjungan pengguna.
Kemudian, ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu membuat media sosial untuk berjualan atau membuat komunitas. Saat sudah melakukan penjualan, Anda perlu memiliki database seperti nama, email, nomor ponsel, atau sebaliknya; memiliki database pengguna terlebih dahulu seperti membentuk komunitas, baru kemudian melakukan penjualan. Trafik berasal dari dua tempat, media sosial dan Google. Jadi, sesuaikan dengan jenis bisnis Anda.
Bisa dijelaskan tentang List Building Mastery dan List Building Black Book? Apakah List Building ini bisa membantu para pemain baru agar tidak gagap di digital marketing?
Jadi, buku-buku ini saya desain untuk pemula yang ingin terjun ke dunia digital sebagai fondasi. List building sendiri adalah bagaimana cara kita untuk build atau membangun prospek. Jika kita menggunakan e-commerce untuk berbelanja, mengapa kita diminta untuk men-download aplikasi tersebut dengan iming-iming gratis ongkir?
Karena, e-commerce tersebut ingin membangun database-nya. Karena jika tidak, kita hanya membuka situs e-commerce tersebut saat kita ingat. Setelah kita menginstal aplikasi tersebut, database kita akan masuk ke server sehingga situs tersebut akan memberikan notifikasi ke email kita. Itu gunanya membangun list yang merupakan fondasi dari bisnis online. Jadi, Anda bisa berjualan online secara proper.
Bagi para pebisnis eksisting di dunia digital marketing, apakah perlu melakukan adjustment selama pandemi Covid-19 ini? Ataukah cukup menggunakan strategi digital marketing yang lama?
Sebelumnya, saya tidak mengetahui kondisi pemain eksisting ini sudah benar atau salah. Kalau sudah benar, saya rasa tidak perlu melakukan adjustment dan jalani seperti biasa. Ada beberapa indikator sederhana. Misalnya jika kita berbicara tentang UMKM, yang harus diperhatikan adalah seberapa besar penjualan produk yang dihasilkan. Selanjutnya adalah dengan memperhatikan growth engine, seperti konsistensi dalam beriklan. Setelah itu, bisa digabungkan dengan strategi lain, misalnya partnership dengan jaringan reseller online.
Jadi, jangan hanya bergabung dengan marketplace saja tanpa melakukan partnership. Perlu diperhatikan juga, marketplace itu penting sebagai channel distribusi sehingga Anda harus masuk ke semua jenis marketplace dan terus memerhatikan growth omzet bisnis. Semuanya harus bisa dipetakan dengan baik.
Setelah itu, yang harus diperhatikan dalam marketing adalah product development atau product roadmap. Apakah Anda akan punya produk kedua atau ketiga? Investasinya berapa? Dan kapan akan diluncurkan, apakah setiap bulan atau setiap tiga bulan sekali? Berapa besar biaya campaign-nya?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: