4. Smartfren Telecom
Jaringan bisnis Sinar Mas Group berikutnya bergerak di sektor telekomunikasi, yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Sampai dengan September 2020, Smartfren masih membukukan rugi sebesar Rp1,75 triliun. Kerugian tersebut bahkan membengkak 6,70% dari September 2019 lalu yang tercatat sebesar Rp1.64 triliun.
Padahal, dari segi pendapatan Smartfren berhasil memperbaiki keadaan. Jika pada Q3 2019 pendapatan Smartfren hanya sebesar Rp4,98 triliun, angkanya bertumbuh hingga 37,55% menjadi Rp6,85 triliun pada Q3 2020. Beban yang membengkak menjadi faktor kerugian Smartfren semakin besar.
Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, beban lain-lain mengalami kenaikan signifikan, yakni dari Rp131,12 miliar pada kuartal III 2019 menjadi Rp920,56 miliar pada kuartal III 2020. Kian besarnya beban tersebut disebabkan oleh kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp255,19 miliar pada Q3 2020, sedangkan tahun sebelumnya tercatat untung sebesar Rp198,15 miliar.
5. Sinar Mas Agro
Kinerja PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) kurang maksimal pada kuartal ketiga tahun 2020. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2020, SMAR mengantongi keuntungan 59,62% lebih rendah dari Rp531,77 miliar menjadi Rp214,72 miliar.
Meskipun begitu, pendapatan SMAR tercatat mengalami pertumbuhan tipis sebesar 6,89% dari Rp26,38 triliun pada September 2019 menjadi Rp28,20 triliun pada September 2020. Capaian laba tidak berjalan seirama dengan kenaikan pendapatan karena pada saat yang bersamaan SMAR membukukan beban lain-lain sebesar Rp771,73 miliar. Padahal, tahun sebelumnya pos ini tercatat sebagai penghasilan dengan angka sebesar Rp56,26 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih