Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Pembobolan Bank Marak di Brasil, Mirip Film-film Aksi di Hollywood

Aksi Pembobolan Bank Marak di Brasil, Mirip Film-film Aksi di Hollywood Kredit Foto: Foto: YouTube/Liveleak.

Kriminolog itu berpendapat pertumbuhan kejahatan terorganisir tidak mengubah pendekatan otoritas terhadap keamanan publik.

"Mereka berpikir bahwa investasi yang sama ke arah yang sama akan berhasil. Lebih banyak uang untuk polisi, lebih banyak uang untuk bentuk represi," katanya.

Dia mengatakan bahwa justru kebijakan kontraproduktif inilah yang membuka jalan untuk serangan-serangan kelompok kriminal.

Intimidasi sebagai senjata ampuh

Geng memiliki senjata ampuh lain, yakni intimidasi terhadap masyarakat umum. Jania Perla Aquino, seorang profesor di Ceara Federal University yang mempelajari fenomena "Novo Cangaço", mengatakan bahwa kekerasan itu dimaksudkan untuk menimbulkan dampak psikologis dan visual.

"Dalam perampokan yang lebih konvensional, Anda tidak melihat upaya melibatkan polisi," katanya.

"Geng-geng ini juga menyandera dan meninggalkan masalah struktural di kota-kota yang mereka serang."

Aquino juga mengamati bahwa serangan semacam itu dapat menimbulkan reaksi keras dari aparat keamanan.

"Petugas polisi merasa tidak dihargai dan bahkan dikebiri. Hal itu menimbulkan keinginan untuk terlibat."

Masalahnya adalah konfrontasi membahayakan warga sekitar. Pada bulan Desember 2018, baku tembak selama percobaan perampokan bank di kota utara Milagres mengakibatkan kematian enam sandera.

_115770106_f5c77790-763c-45b9-9fd9-538d517aaf18.jpg

Responsnya

Jadi apa saran para kriminolog bagi pihak berwenang? Gabriel Feltran merekomendasikan perubahan dalam kebijakan keamanan publik, termasuk dengan menangani pasar gelap senjata.

Ia mengatakan pasukan polisi perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam hal operasi intelijen.

"Untuk merencanakan aksi [pembobolan bank] dengan 40 orang di kota kecil, Anda memerlukan banyak komunikasi antar kelompok-kelompok khusus," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: