Sekretaris Umum FPI Munarman mengaku tengah menghimpun kiriman voice note keenam pengawal HRS yang isinya berupa rekaman percakapan dalam insiden pengadangan. "Ada voice note laskar yang tertembak. Kita tahu bahwa mereka enam orang laskar yang syahid ini wafat baru tahu dari pengumuman (polisi)," ujar Munarman.
Munarman menyebut identitas mereka yaitu Faiz, Ambon, Andi, Reza, Luthfi, dan Kadafi. Keenam orang tersebut anggota laskar FPI DKI Jakarta.
"Sekali penembakan mengenai satu laskar, dan voice note-nya sampai ke mobil lain. Mobil lain menyelamatkan diri. Satu mobil diadang, satu mobil kalau ada tembak-menembak dihajar oleh satunya. Jadi tidak ada penggunaan diksi tembak-menembak," ungkap Munarman.
Munarman menyebut enam laskar pengawal HRS hilang dalam insiden itu. Mereka tidak berada di lokasi kejadian setelah dicek oleh tim FPI. Karena itu, ia meragukan jika sempat terjadi insiden adu tembak.
"Kenapa kami mengatakan laskar kami hilang? Kami tidak tahu di mana mereka dibunuh dan dibantai. Kalau tembak-menembak mereka tewas di tempat dong. Saya suruh cek. Mereka tidak ada jenazah di situ. Yang ada aparat setempat di pintu tol Karawang Timur," kata Munarman.
Munarman juga mendapati keenam ponsel laskar yang terlibat insiden itu tidak ada yang aktif. Tim FPI sudah mencoba mencari mereka di sekitar lokasi hilang, namun tanpa hasil. Pencarian FPI di sejumlah rumah sakit juga belum membuahkan hasil.
"Kita cari ke mana-mana enggak ada. Karena kita anggap itu orang hilang. Dan ada pengumuman (dari Polda Metro Jaya) yang mengatakan fitnah itu tembak-menembak," ujar Munarman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti